Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar: Mega-JK Hanya Wacana, Tak Usah Ditanggapi

Kompas.com - 27/11/2012, 13:25 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Golkar enggan mengomentari wacana pencalonan Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri dengan mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla dalam Pemilihan Presiden 2014 mendatang. Duet keduanya dinilai hanya sebatas wacana.  Golkar belum berhitung secara politik.

"Karena itu wacana. Namanya juga wacana, kalau kami mau menanggapi itu berarti kami juga berwacana. Saya selaku ketua partai tidak mau berwacana, silakan saja publik berwacana," ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar Ade Komarudin, Selasa (27/11/2012), di Kompleks Parlemen, Senayan.

Ade mengatakan, mencalonkan diri sebagai presiden ataupun wakil presiden adalah hak setiap warga negara. Golkar, lanjutnya, tidak merasa khawatir dengan pencalonan Mega-JK yang memiliki popularitas lebih tinggi dibandingkan capres yang diusung Golkar, Aburizal "Ical" Bakrie. Ade juga mengaku belum melakukan kalkulasi politik kekuatan Mega-JK.

"Takut mubazir sekarang, itu baru wacana kalau ini keputusan baru dibahas," ucapnya lagi.

Ia menyatakan optimistis dengan pencalonan Ical meski banyak survei yang menempatkan Ical di bawah JK. "Kami punya hitung-hitungan sendiri soal itu. Seperti Obama yang awalnya rendah, tapi terpilih juga," katanya.

Terkait dengan status keanggotaan JK di Golkar, Ade menuturkan tidak ada mekanisme khusus yang mengatur kader yang akan mencalonkan diri dalam pilpres bersama partai lain.

"Dia (JK) bukan pengurus. Kalau pengurus pasti dipecat, tapi kalau kader dipecat emang bisa jadi kadir? Ha-ha-ha," ujarnya.

Sebelumnya, Jusuf Kalla menyatakan bersedia berduet dengan Megawati Soekarnoputri pada Pilpres 2014. Kalla mengaku tidak keberatan maju menjadi calon wakil presiden (cawapres).

"Selama tidak mengatasnamakan Golkar, saya tidak keberatan," kata pria yang kerap disapa JK ini di Kampus Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Serpong, Banten, Sabtu (24/11/2012).

Kalla mengatakan, dia tidak perlu minta izin Partai Golkar untuk mendampingi Mega. Sebab, hal itu tidak berhubungan dengan partai tersebut. Kalla mengakui akan maju meski tanpa Partai Golkar.

"(Menjadi pendamping Mega) itu masih mungkin. Dalam politik, semua hal masih mungkin terjadi," terangnya.

Kalla menambahkan, dia telah melakukan pembicaraan dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Ia juga mengatakan sudah sering bertemu PDI-P. Namun, ia menampik jika PDI-P sudah meminangnya menjadi cawapres.

"Itu masih masalah ke depanlah," katanya.

Baca juga:
JK Tak Keberatan Duet dengan Megawati

Berita terkait politik menjelang 2014 bisa diikuti dalam topik:
Geliat Politik Jelang 2014

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

    Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

    Nasional
    Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

    Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

    Nasional
    BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

    BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

    Nasional
    Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

    Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

    Nasional
    PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

    PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

    Nasional
    Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

    Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

    Nasional
    Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

    Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

    Nasional
    Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

    Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

    Nasional
    Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

    Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

    Nasional
    Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

    Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

    Nasional
    Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

    Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

    Nasional
    Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

    Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

    Nasional
    Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

    Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

    Nasional
    Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

    Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com