JAKARTA, KOMPAS.com — Partai Golkar enggan mengomentari wacana pencalonan Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri dengan mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla dalam Pemilihan Presiden 2014 mendatang. Duet keduanya dinilai hanya sebatas wacana. Golkar belum berhitung secara politik.
"Karena itu wacana. Namanya juga wacana, kalau kami mau menanggapi itu berarti kami juga berwacana. Saya selaku ketua partai tidak mau berwacana, silakan saja publik berwacana," ujar Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar Ade Komarudin, Selasa (27/11/2012), di Kompleks Parlemen, Senayan.
Ade mengatakan, mencalonkan diri sebagai presiden ataupun wakil presiden adalah hak setiap warga negara. Golkar, lanjutnya, tidak merasa khawatir dengan pencalonan Mega-JK yang memiliki popularitas lebih tinggi dibandingkan capres yang diusung Golkar, Aburizal "Ical" Bakrie. Ade juga mengaku belum melakukan kalkulasi politik kekuatan Mega-JK.
"Takut mubazir sekarang, itu baru wacana kalau ini keputusan baru dibahas," ucapnya lagi.
Ia menyatakan optimistis dengan pencalonan Ical meski banyak survei yang menempatkan Ical di bawah JK. "Kami punya hitung-hitungan sendiri soal itu. Seperti Obama yang awalnya rendah, tapi terpilih juga," katanya.
Terkait dengan status keanggotaan JK di Golkar, Ade menuturkan tidak ada mekanisme khusus yang mengatur kader yang akan mencalonkan diri dalam pilpres bersama partai lain.
"Dia (JK) bukan pengurus. Kalau pengurus pasti dipecat, tapi kalau kader dipecat emang bisa jadi kadir? Ha-ha-ha," ujarnya.
Sebelumnya, Jusuf Kalla menyatakan bersedia berduet dengan Megawati Soekarnoputri pada Pilpres 2014. Kalla mengaku tidak keberatan maju menjadi calon wakil presiden (cawapres).
"Selama tidak mengatasnamakan Golkar, saya tidak keberatan," kata pria yang kerap disapa JK ini di Kampus Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Serpong, Banten, Sabtu (24/11/2012).
Kalla mengatakan, dia tidak perlu minta izin Partai Golkar untuk mendampingi Mega. Sebab, hal itu tidak berhubungan dengan partai tersebut. Kalla mengakui akan maju meski tanpa Partai Golkar.
"(Menjadi pendamping Mega) itu masih mungkin. Dalam politik, semua hal masih mungkin terjadi," terangnya.
Kalla menambahkan, dia telah melakukan pembicaraan dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Ia juga mengatakan sudah sering bertemu PDI-P. Namun, ia menampik jika PDI-P sudah meminangnya menjadi cawapres.
"Itu masih masalah ke depanlah," katanya.
Baca juga:
JK Tak Keberatan Duet dengan Megawati
Berita terkait politik menjelang 2014 bisa diikuti dalam topik:
Geliat Politik Jelang 2014