Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badri Anak Buah Jaringan Teroris Noordin M Top

Kompas.com - 24/09/2012, 22:16 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terduga teroris Badri Hartono (45) alias Toni diketahui adalah anak buah dari Bagus Budi Pranoto alias Urwah. Urwah merupakan pengikut teroris Noordin Mohammad Top yang terlibat kasus pengeboman Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz-Carlton pada 17 Juli 2009.

"Jadi Badri termasuk pengikutnya Urwah. Itu adalah salah satu tersangka yang meninggal dalam penangkapan bersama Noordin M Top," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar di Mabes Polri Jakarta Selatan, Senin (24/9/2012).

Urwah sebelumnya pernah dihukum 3 tahun 6 bulan penjara pada 2004 karena terbukti menyembunyikan teroris berkewarganegaran Malaysia Noordin M Top di Surabaya. Kemudian, Urwah bersama Noordin M Top tewas dalam penyergapan tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri di Solo, Kamis (17/9/2012).

Selain Badri, Densus 88 juga menangkap Joko Tri Priyanto (45) atau Joko Parkit di rumah kerabatnya, Mondokan, kecamatan Laweyan, Solo, Minggu (23/9/2012). Joko Parkit dikenal sebagai pemimpin Kelompok Laweyan, basis pendukung Noordin M Top di wilayah Solo. Sama seperti Urwah, Joko bebas 2007, setelah sebelumnya dihukum 3,5 tahun penjara karena menyembunyikan Noordin M Top seusai peledakan bom bunuh diri di Kedutaan Besar Australia.

Sementara Badri diketahui sebagai pemimpin kelompok Muhammad Thorik (32) yang merencanakan sejumlah aksi teror di Jakarta. Badri ditangkap Densus 88 di sebuah jalan dekat rumahnya di Desa Griyan RT 05 RW 10 Kelurahan Pajang, Laweyan, Surakarta, Sabtu (22/9/2012). Badri juga mahir merakit bom yang sebelumnya berlatih di Poso, Sulawesi Tenggara.

"Dia juga ikut pelatihan Poso dan punya kemampuan merakit bahan peledak yg di Surakarta," lanjut Boy.

Selain Badri, pada Sabtu pagi hingga malam, Densus 88 Antiteror Polri meringkus jaringan yang menamakan kelompoknya Al-Qaeda Indonesi. Delapan terduga teroris di Solo itu yakni RK (45), YP (60), FN (18), BN (24), K (43), IV (35), dan N (46).

Di hari yang sama Densus 88 meringkus Anggri Pamungkas (18) di perbatasan Desa Cobra dengan Desa Bloyang, Kecamatan Belimbing Hulu, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, Sabtu (22/9/2012).

Jaringan Al-Qaeda Indonesi mulanya terungkap saat terjadi ledakan bom rakitan di sebuah rumah Jalan Nusantara, RT 04 RW 13, Beji, Depok, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2012). Rumah kontrakan tersebut diketahui menjadi tempat penyimpanan bahan peledak. Terduga teroris ikut jadi korban pada ledakan tersebut, yakni Wahyu Ristanto alias Anwar yang akhirnya meninggal dunia di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (12/9/2012), akibat luka bakar serius di bagian wajah dan lehernya.

Kemudian dua terduga teroris menyerahkan diri. Keduanya yaitu Thorik yang menyerahkan diri ke Pos Polisi Jembatan Lima, Jakarta Barat Minggu (9/9/2012) sore dan Yusuf Rizaldi (42) alias Abu Toto ke Polsek Pangkalan Susu, Langkat Sumatera Utara sekitar pukul 13.30, Rabu (12/9/2012).

Densus 88 juga menggeledah rumah kontrakan Yusuf di Bojong Gede, Bogor, Senin, (10/9/2012). Di sana polisi menemukan bahan peledak yang serupa dengan bahan-bahan yang ditemukan di Tambora dan Depok. Tempat tersebut juga diketahui merupakan markas Al-Qaeda Indonesi untuk menyimpan dan merakit bom. Di Bojong Gede, polisi memboyong Arif.

Setelah itu, dua terduga teroris ditangkap di Jalan Jombang Raya Sektor IX Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Senin (17/9/2012) siang. Keduanya yakni A alias J (33) dan A alias S. Seusai penangkapan, Polisi menggeledah rumah di Tambun, Bekasi. Di sana Polisi memboyong A.

Boy menjelaskan saat ini kepolisian masih mengejar sekitar empat lainnya yang ikut dalam kelompok Al- Qaeda Indonesi. Hingga kini, terhitung sudah 17 terduga teroris dari kelompok Al-Qaeda Indonesi yang dibekuk Densus 88 Antiteror Polri.

Berita terkait aksi teror dapat diikuti dalam topik "Teroris Solo II".  Baca pula "Teroris Solo", "Ledakan di Depok", dan "Bahan Peledak di Tambora", dan "Bahan Peledak di Bojong"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com