Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Identifikasi Selesai Setelah TKP "Bersih"

Kompas.com - 14/05/2012, 17:19 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Diseaster Victim Identification (DVI), Kombes Anton Castillani mengungkapkan, proses pencarian dan evakuasi jasad korban dan proses identifikasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak saling terkait satu sama lain. Ia menegaskan, antara pihak tim forensik dari DVI dan Inafis dengan Basarnas di lapangan akan saling melakukan komunikasi lebih lanjut apabila sebanyak 21 kantong jenazah berisi body parts yang telah teridentifikasi 22 sidik jari masih perlu dilengkapi.

"Kalau masih banyak bagian tubuh yang kita perkirakan dari post mortem yang perlu dilengkapi, yang mungkin masih ada di TKP, maka kami akan menyampaikan ke Basrnas untuk melakukan pencarian ulang," ujarnya saat jumpa pers di RS Polri Bhayangkara, Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (14/5/2012).

Meski demikian, pencarian ulang yang diminta kepada Basarnas tergantung dari situasi tempat jatuhnya pesawat serta seberapa jauh SAR melakukan eksplorasi di medan yang sulit tersebut. Sementara Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Mabes Polri, Kombes Boy Rafli Amar mengungkapkan pihak tim evakuasi di lapangan telah bekerja keras mencari jasad korban serta kotak hitam yang diperkirakan berada di dasar jurang.

"Dalam rangka melakukan sinkroniasasi, post mortem dan ante mortem, tidak ada niatan melambatkan proses dari DVI, karena kami membutuhkan ketelitian terhadap proses identifikasi, karena kami tidak ingin melakukan kekeliruan," ujarnya.

Hingga kini, tim forensik yang terdiri dari ahli antropologi forensik, odontology, patologi, ahli DNA dan sidik jari telah mengidentifikasi setidaknya 22 sidik jari korban jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Jawa Barat. 22 sidik jari tersebut didapat dari 18 kantong jenazah yang diterima tim DVI sejak evakuasi pertama Sabtu lalu.

Perlu diketahui, hingga saat ini sebanyak 25 kantong jenazah telah dikirim ke Jakarta, 4 diantaranya berisi properti korban seperti dompet, kartu tanda penduduk, sepatu, peralatan elektronik dan sebagainya. Sementara 3 kantong jenazah yang baru didatangkan pagi tadi masih dikerjakan oleh tim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

    Nasional
    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

    BrandzView
    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

    Nasional
    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

    Nasional
    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

    Nasional
    Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

    Nasional
    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

    Nasional
    Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

    Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

    Nasional
    Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

    Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

    Nasional
    Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

    Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

    Nasional
    Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

    Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

    Nasional
    PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

    PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

    Nasional
    Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

    Wapres Doakan Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U23

    Nasional
    Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

    Ada 297 Sengketa Pileg 2024, KPU Siapkan Pengacara dari 8 Firma Hukum

    Nasional
    Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

    Novel Baswedan dkk Laporkan Nurul Ghufron ke Dewas KPK, Dianggap Rintangi Pemeriksaan Etik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com