Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Harus Awasi MoU dengan Malaysia soal TKI

Kompas.com - 14/02/2012, 17:41 WIB
Imam Prihadiyoko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Anggota Komisi IX DPR Zuber Safawi meminta pemerintah pusat mengawasi jalannya Memorandum of Understanding (MoU) antara RI-Malaysia terkait Tenaga Kerja Indonesia (TKI) informal menjelang pemberangkatan kembali TKI ke Malaysia.

Untuk menekan jumlah kasus TKI bermasalah di Malaysia, terutama karena terlibat masalah hukum dan kriminalitas, menurut Zuber, perlu pengawasan ketat sejak dari proses perekrutan TKI.

"Karena pencabutan moratorium TKI ke Malaysia atas dasar tercapainya kesepakatan dan MoU keduabelah pihak, jadi harus diawasi betul," ujar Zuber, Selasa (14/2/2012) di Jakarta.

Pemberangkatan TKI sektor domestik atau penata laksana rumah tangga (PRLT) ke Malaysia kembali dibuka awal Maret tahun ini, setelah dicabutnya moratorium sejak 1 Desember 2011.

Hal-hal yang perlu diawasi dan tertuang dalam Protokol MoU tersebut, antara lain bahwa TKI berhak menyimpan paspornya sendiri dan bukan majikan, TKI memiliki hak libur satu hari per pekan, dan dibolehkannya hak akses berkomunikasi. Di samping itu, dimuat perjanjian kerja bersama yang memuat kesepakatan tersebut dengan melibatkan pihak terkait, yakni TKI, majikan, Pelaksana Penempatan TKI Swasta (PPTKIS), agensi yang sudah disetujui dan disahkan oleh perwakilan kedua negara.

Untuk mendukung kesuksesan pelaksanaan MoU tersebut, pemerintah pusat perlu melakukan langkah antisipatif untuk meningkatkan efektivitas pelayanan dan perlindungan. Antara lain, dengan segera bentuk kantor rintisan pelayanan TKI di Malaysia untuk membantu fungsi atase ketenagakerjaan dalam melayani permasalahan TKI serta meningkatkan pengawasan.

"Joint Task Force yang merupakan bentukan kedua negara dalam memonitor jalannya MoU tersebut perlu memberi laporan secara berkala, baik kepada pemerintah maupun publik dalam rangka transparansi. Informasi ini penting juga bagi masyarakat, terutama keluarga TKI di Tanah Air untuk memberi rasa aman dan kepastian perlindungan bagi mereka yang bekerja di Malaysia," tutur Zuber.

Terkait pelayanan yang efektif dan berkualitas, Zuber meminta Kementerian Tenaga Kerja, dinas tenaga kerja di daerah, maupun Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI di daerah untuk mengadakan unit pelayanan pemberangkatan TKI satu atap.

"Kita harus meningkatkan efisiensi pelayanan dengan sistem satu atap, sehingga memudahkan bagi kedua pihak, baik calon TKI maupun pemerintah, sehingga tak ada lagi perbedaan data dan saling lempar tanggung jawab ketika datang masalah," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com