Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Tolak Hak Angket Pajak?

Kompas.com - 22/02/2011, 10:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Suara Fraksi PPP menjadi salah satu suara penentu arah usulan pembentukan Pansus Hak Angket Perpajakan DPR RI jika diputuskan melalui pemungutan suara (voting).

Meski belum ada keputusan resmi, Sekjen PPP Irgan Chairul Mahfiz,  mengatakan, pembentukan Pansus tidak terlalu mendesak. "(Alasan pembentukannya) rasional tapi tidak mendesak," ungkapnya kepada Kompas.com, Selasa (22/2/2011).

Irgan sepakat, Pansus memang perlu dibentuk karena maraknya kasus perpajakan yang tak kunjung tuntas. Oleh karena itu, perlu satu wadah politik yang mendesaknya agar cepat dituntaskan. Namun menurutnya, mekanisme politik itu yang sedang dihitung-hitung oleh PPP, cukup melalui Panja seperti yang tengah berlangsung atau harus melalui Pansus.

"Kita ingin ada mekanisme yang betul-betul efektif. Jadi tidak harus di Pansus. Ini kan kesannya hanya jadi dagangan politik. Kita tak ingin seperti itu," katanya.

Apalagi, lanjutnya, jika bertolak pada pengalaman Pansus Century, maka Pansus kali ini dirasa tak terlalu efektif. Rapat demi rapat pansus menguras banyak energi tapi hasilnya tak ditindaklanjuti dengan benar sampai sekarang.

"Kita tidak ingin itu terulang lagi. Kita tidak ingin jadi alat politik tertentu. Tapi persoalannya kalau kita tidak mendukung nanti dianggap tidak komitmen dalam memberantas mafia pajak," tandasnya.

Menurut Irgan, Fraksi PPP sendiri masih akan menggelar rapat internal fraksi pagi ini sebelum paripurna dimulai. Menurutnya, di internal fraksi sendiri masih banyak perbedaan pandangan. Oleh karena itu, rapat internal digelar agar suara PPP bulat.

Dari sembilan fraksi di DPR hanya Fraksi PPP dan Gerindra yang masih belum memberikan pernyataan tegas soal sikap mereka atas hak angket pajak, mendukung atau menolak.

Gerindra

Sebelumnya, Fraksi Partai Gerindra memberi sinyal menolak usulan hak angket. Wakil Ketua Fraksi Partai Gerindra Ahmad Muzani menilai alasan pengajuan usulan tersebut berbeda dengan usulan hak angket Bank Century.

Pada hak angket Bank Century, kata dia, ada benang merahnya karena ada dugaan pelanggaran kebijakan dan potensi kerugian negara, sedangkan pada usul hal angket pajak diusulkan secara tiba-tiba.

Ia menambahkan, pada usul hak angket pajak agenda politiknya juga kurang jelas, apakah ingin menegakkan pemberantasan mafia pajak atau ingin melakukan sasaran lain.

Jika PPP dan Gerindra memilih satu kubu dengan Demokrat, PAN, dan PKB, maka dipastikan usulan hak angket pajak akan gugur jika dilakukan voting (baca: Hak Angket Pajak, Siapa Menang?).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

    Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

    Nasional
    Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

    Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

    Nasional
    Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

    Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

    Nasional
    ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

    ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

    Nasional
    Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

    Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

    Nasional
    Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

    Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

    Nasional
    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

    Nasional
    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

    Nasional
    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

    Nasional
    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

    Nasional
    Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

    Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

    Nasional
    MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

    MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

    Nasional
    Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

    Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

    Nasional
    Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

    Anies dan Ganjar Diminta Tiru Prabowo, Hadiri Pelantikan Presiden meski Kalah di Pilpres

    Nasional
    Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

    Digelar Hari Ini, Puan Jelaskan Urgensi Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com