Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Rakyat Menuntut Para Wakilnya soal Hak Angket...

Kompas.com - 07/07/2017, 21:41 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 200 orang berkumpul menyuarakan penolakan terhadap hak angket terhadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (7/7/2017).

Aksi penolakan tersebut digagas oleh Ikatan Alumni (Iluni) Universitas Indonesia (UI). Namun, mereka yang hadir juga tergabung dalam berbagai jaringan masyarakat sipil yang menentang hak angket DPR terhadap KPK.

Rudi Johannes, Koordinator Gerakan Antikorupsi Lintas Alumni, turut berorasi di atas bak truk kecil. Di usianya yang sudah mencapai 65 tahun, ia masih bersemangat meneriakan semangat antikorupsi.

Ia menilai dengan membentuk hak angket, DPR selaku wakil rakyat tak lagi mendengar aspirasi masyarakat yang diwakilinya.

Karena itu dirinya merasa harus menyuarakan kehendaknya sendiri agar KPK tak dilemahkan melalui hak angket, langsung di depan gedung milik rakyat.

Saking kesalnya, ia pun meneriakan nama-nama yang selama ini sering muncul di media massa. Nama-nama yang ia teriakan ialah pimpinan DPR yang menurut dia kerap memunculkan komentar negatif terkait kinerja KPK.

Mereka yang diteriaki oleh Rudi ialah Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Keduanya, kata Rudi, gencar menyerang KPK melalui berbagai pernyataannya di media massa.

"Mereka (Fadli dan Fahri) itu dengan seenaknya ngomong di media menyerang KPK," ujar Rudi dengan suaranya yang sedikit terengah-engah.

Hal senada dilakukan pula oleh anggota Presidium Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia Tubagus Tirtayasa. Meski rambutnya sudah memutih, suaranya masih lantang saat berorasi di depan Gedung DPR, menyuarakan penolakan terhadap hak angket.

Ia juga sempat membacakan puisi Wiji Thukul yang berjudul "Peringatan". Puisi tersebut seolah menjadi peringatan dari rakyat kepada para wakilnya di DPR yang, menurut dia, tak lagi mendengar dan memperjuangkan aspirasinya sebagai rakyat.

"Apabila usul ditolak tanpa ditimbang, suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan, dituduh subversif dan mengganggu keamanan, maka hanya ada satu kata: lawan!"

Teriakan Tirta lantas disambut teriakan "lawan" dari para pengunjuk rasa lainnya sembari mengacungkan kepalan tangan ke udara.

(Baca juga: Fahri Hamzah, Fadli Zon, Setya Novanto Jadi "Sasaran" Pengunjuk Rasa)

Ia pun menyayangkan pernyataan Fahri selaku Wakil Ketua DPR yang dulunya juga seorang aktivis di era 1998. M

enurut Tirta, sebagai bagian dari aktivis yang turut memperjuangkan reformasi, semestinya Fahri juga memperjuangkan pemberantasan antikorupsi saat menjadi wakil rakyat, bukan justru menyerang dan melemahkan KPK.

"Wahai Fahri, dia adalah angkatan '98 kami. Dia sejak 1998 sudah menjual negeri ini. Dia musuh kami, jaringan aktivis seluruh Indonesia. Fahri tak punya lagi jiwa Idonesia. Hatinya sudah gelap. Bagaimana kita bisa mengatakan dia adalah wakil kita," ujar Tirta, berteriak lantang.

Kompas TV Pansus Hak Angket KPK Datangi BPK
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com