JAKARTA, KOMPAS.com - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan mendapat serangan fisik.
Ia disiram cairan diduga air keras oleh orang tak dikenal sesusai shalat subuh di masjid di dekat rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta, Selasa (11/4/2017).
Sebelum serangan tersebut, Novel sudah merasa ada yang mencurigakan. Belakangan, ada orang membututinya.
Berbagai pihak mencurigai serangan tersebut berkaitan pengusutan kasus korupsi. Memang, Novel kerap menangani pengusutan kasus-kasus besar, salah satunya korupsi proyek e-KTP.
Teror terhadap Novel bukan hanya sekali. Pada 2016 lalu, mantan polisi itu ditabrak secara sengaja dengan mobil oleh orang yang tidak dikenal.
Pegawai KPK lainnya juga merasakan hal yang sama. Salah seorang penyidik KPK bernama Afif juga mengalami teror berupa ancaman bom dan perusakan mobil miliknya dengan air keras.
Para pegawai KPK sudah mengerti apa yang mereka hadapi ketika berhadapan dengan koruptor. Teror menjadi hal yang jamak terjadi.
Soal teror terhadap KPK sudah terungkap sejak lembaga tersebut dipimpin Antasari Azhar.
Antasari mengaku sudah terbiasa menghadapi ancaman. Dulu ketika menjabat Ketua KPK, setiap hari Antasari mendapat pesan singkat bernada ancaman.
"Itu sarapan pagi saya," kata Antasari.
Serangan terhadap KPK bukan hanya lewat teror fisik. Teror berbau klenik juga berkali-kali dialami.
Hal itu diakui Busyro Muqoddas yang mengaku sering memperoleh teror klenik selama memimpin KPK.
Berikut artikel soal perlawanan terhadap KPK yang pernah dimuat Kompas.com.
Pada April 2010, sebuah bungkusan kantong plastik hitam berisikan kulit kayu bertorehkan tulisan tak dikenal dengan tinta merah, ditemukan oleh petugas keamanan KPK.
Menurut Juru Bicara KPK ketika itu, Johan Budi, benda mistis itu ditemukan penjaga KPK saat pemeriksaan rutin gedung KPK pada pagi hari.
Ternyata, benda mistis yang ditemukan tidak hanya satu buah. Penjaga KPK juga menemukan satu bungkusan plastik yang berbentuk seperti bungkus balsem dalam plastik putih.
"Awalnya penjaga melihat ada gundukan tanah yang tidak wajar di halaman KPK, ketika digali kami menemukan benda tersebut," terang Johan.
Ternyata, benda-benda aneh seperti itu bukanlah yang pertama kalinya ditemukan oleh pihak KPK.
Menurut Johan, pernah juga ditemukan serpihan garam betebaran di satu lokasi tertentu di halaman gedung KPK.