Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agung Laksono Ingatkan Kader Golkar Tak Manfaatkan Dicegahnya Novanto

Kompas.com - 11/04/2017, 19:59 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono mengingatkan kader Golkar agar tak memancaatkan momentum dicegahnya Ketua Umum Golkar Setya Novanto ke luar negeri atas permintaan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

KPK meminta Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi untuk mencegah Novanto karena berstatus sebagai saksi di kasus korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP).

"Jangan cari-cari kesempatan atau mengail ikan di air keruh. Jadi menurut saya para kader Golkar jalankan roda partai sebagaimana biasanya saja," ujar Agung saat dihubungi, Selasa (11/4/2017).

(Baca: Kata Wapres soal Pencegahan Setya Novanto)

Agung menambahkan, meski saat ini belum muncul gerakan yang mendesak agar Novanto mundur dari posisi Ketua Umum Golkar, hal tersebut penting disuarakan sebagai langkah antisipasi.

Terlebih, lanjut Agung, Novanto tetap menjalankan tugas-tugas kepartaian sebagaimana mestinya meski berstatus sebagai saksi.

Ia juga mengatakan sejauh ini Novanto selalu koperatif dalam proses hukum dan mendukung sepenuhnya KPK untuk menuntaskan kasus korupsi e-KTP yang diduga melibatkan banyak politisi Senayan.

Mantan Ketua DPR itu menuturkan, permintaan pencegahan seseorang ke luar negeri oleh KPK merupakan hal yang wajar.

Menurut Agung, selazimnya KPK memang mencegah seorang saksi ke luar negeri untuk meminta keterangan lebih agar proses persidangan berjalan lancar.

Bahkan, kata Agung, KPK bisa mencabut status pencegahan tersebut jika dirasa sudah mendapat keterangan yang cukup.

"Kita jangan terus panik dengan adanya pencegahan ini. Karena ini merupakan proses dari persidangan. Itu lazim berlaku," papar Agung.

"Kami tetap berkeyakinan seperti pernyataan beliau yang tidak melakukan seperti apa yang dituduhkan. Kita tunggu proses hukum yang berlangsung dengan mengedepankan asas praduga tak bersalah. Jangan lantas andai-andai ini nanti tersangka dan harus diganti," lanjut Agung.

(Baca: Dicegah ke Luar Negeri, Ini Tanggapan Setya Novanto)

Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM Ronny F Sompie menyatakan Ketua DPR Setya Novanto dicegah bepergian ke luar negeri atas permintaan KPK. Novanto dicegah selama enam bulan ke depan.

Namun, Ronny tidak menjelaskan apakah permintaan pencegahan bepergian keluar negeri itu dilakukan berkaitan dengan status hukum Setya Novanto.

Kompas TV Tanggapan Setnov Soal Dicegah ke Luar Negeri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Zulhas: Hubungan Pak Prabowo dan Pak Jokowi Dekat Sekali, Sangat Harmonis...

Nasional
Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com