Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumarsono: Pilkada Serentak 2017, DPT Pilkada DKI Paling Bermasalah

Kompas.com - 07/03/2017, 15:42 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Otonomi Daerah (Dirjen Orda) Kementerian Dalam Negeri Sumarsono menyampaikan bahwa dari 101 daerah yang menyelenggarakan Pilkada Serentak 2017, permasalahan Daftar Pemilih Tetap (DPT) paling banyak terjadi di DKI Jakarta.

Hal itu diungkapkan Sumarsono dalam rapat Kementerian Dalam Negeri dengan Komite I DPD, Selasa (7/3/2017).

"Yang paling problem memang di DKI karena paling dekat dan semua melihat," ujar Sumarsono di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.

Pertama, masih ada sekitar 56.000 warga yang belum melakukan perekaman Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP).

(Baca: Ada Masalah pada Proses Pemutakhiran Data Pemilih Disabilitas di DPT Pilkada 2017)

Mereka sulit ditemukan tempat tinggalnya karena sebagian tinggal di apartemen atau lokasi-lokasi yang sudah tergusur. Kemendagri terus berupaya "mengejar" mereka agar dapat melakukan perekaman.

"Ini kejar terus, sampai ada mobil keliling untuk menjemput siapa yang mau merekam. Meskipun setelah direkam, masih belum kami beri e-KTP hardcopy-nya tapi kami kasih keterangan suket (surat keterangan) buat kepentingan pilkada, ini pun belum 100 persen juga rekamannya," tuturnya.

Permasalahan kedua, partisipasi pemilih di Pilkada DKI Jakarta pada 2017 ini dinilai menggembirakan dan mencapai 78 persen hampir merata di semua Tempat Pemungutan Suara (TPS). Namun, jumlah pemilih yang datang pada hari H pemungutan suara dianggap melebihi stok suara di TPS.

(Baca: KPU Akan Perbaiki DPT Pemilih Disabilitas Pilkada 2017 Putaran Kedua)

"Sehingga enggak ketampung juga, form (DPT tambahan) habis. Ini problem kedua, ini di luar dugaan ya," tutur Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta itu.

Ada pula permasalahan-permasalahan kecil, seperti warga yang seharusnya mencoblos di TPS A namun malah mencoblos di TPS B. Fenomena itu, kata Sumarsono, jumlahnya banyak sekali.

"Insya Allah poin ketiga ini, bagaimana selesaikan semuanya satu langkah sesuai amanah, dari Mendagri kepada saya sebagai Plt Gubernur. Tidak boleh satu orang pun yang kehilangan hak pilihnya," ucap dia.

Sumarsono menambahkan, pihaknya akan melakukan operasi dari TPS ke TPS untuk memastikan semua yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) harus didata ulang. Termasuk yang tidak sempat atau gagal memilih. Data tersebut kemudian diperiksa lagi hingga hari terakhir.

(Baca: Surat Suara untuk Putaran Kedua Pilkada DKI Dicetak Sebelum Penetapan DPT)

"Jangan sampai ada warga Jakarta yang tidak bisa memilih hanya karena hal-hal yang bisa diatasi kita. Saya kira itu langkah ke depan atas koreksi putsran pertama," ucapnya.

Ia juga mengungkapkan permasalahan bahwa pada hari H pencoblosan, tidak ada Plt Gubernur. Plt Gubernur terakhir bekerja pada H-3 pencoblosan. Dengan demikian, tidak ada Plt atau Gubernur yang mengawal pada hari H pencoblosan.

Namun, untuk Pilkada Serentak putaran kedua DKI Jakarta, Sumarsono memastikan segala persiapan terkait daftar pemilih akan lebih matang.

"Tapi kami akan siapkan segala sesuatunya. Yang jelas, DPT maupun DPTb, kemudian daftar pemilih baru yang diperkirakan 17 tahun pada April nanti, kami pastikan terakomodasi di Pilkada," kata Sumarsono.

Kompas TV Terkait Pilkada DKI Jakarta dari berbagai aduan terkait penyelenggaraan pilkada Jakarta 15 februari lalu, KPU DKI Jakarta telah melakukan evaluasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan di Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com