JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Joko Widodo kembali mengingatkan masyarakat agar dapat menjaga toleransi. Terutama dalam menghadapi dinamika politik yang terjadi.
"(Dari) sisi politik juga dapat dikatakan relatif sangat stabil, sangat adem ayem, sangat dingin. Tapi agak panas karena 4 November dan 2 Desember. Tapi Alhamdulillah meskipun sedikit menghangat, tapi tidak sampai pada kondisi yang panas,” kata Jokowi saat menghadiri kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kantor GP Ansor Jakarta, Minggu (11/12/2016).
Kemajemukan bangsa, diakui Jokowi, sangat dirasakan ketika dirinya berkunjung ke berbagai daerah. Ada 34 provinsi dan 516 kabupaten/kota yang masing-masing memiliki ragam bahasa dan suku bangsa.
Indonesia, diingatkannya, akan menjadi pusat perhatian dunia apabila berhasil menjaga nilai-nilai toleransi tersebut.
"Bisa bayangkan kita ini betul-betul sangat berbeda-beda, sangat majemuk dan sangat beragam, suku ras agama berbeda-beda, inilah Indonesia," ujarnya. (Baca: Jokowi Instruksikan Pembentukan Tim untuk Atasi Intoleransi)
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengingatkan, agar masyarakat dapat meneladani sikap Nabi Muhammad SAW, di samping meneladani dan mengikuti para alim ulama. Menurut dia, para alim ulama merupakan pewaris rasul.
"Seperti pada praktek kebangsaan para kiai selalu menuntut kita untuk cinta Tanah Air adalah sebagian dari iman. cinta Tanah Air juga menunjukkan bahwa Islam adalah rahmatan lil aalamin," kata dia.