Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Media Sosial Kerap Digunakan untuk Mendominasi Opini Publik dalam Kontestasi Politik

Kompas.com - 14/11/2016, 15:29 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivisme politik berbasis media sosial (aktivisme klik) di Indonesia dinilai mulai mengalami pergeseran tujuan.

Aktivisme yang ada saat ini tidak lagi digunakan sebagai gerakan politik masyarakat untuk memengaruhi kebijakan pemerintah. 

Peneliti Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wasisto Raharjo Jati mengatakan, saat ini aktivisme tersebut cenderung digunakan sebagai upaya mendominasi opini publik dalam kontestasi politik di Indonesia.

"Aktivisme klik menjadi arena alternatif dalam melakukan dominasi suatu kelompok terhadap kelompok lain," ujar Wasisto di Gedung Widya Graha LIPI, Jakarta, Senin (14/11/2016).

Wasisto menuturkan, kondisi ini disebabkan berubahnya fungsi media sosial sebagai wahana ekspresi personal.

Netizen, kata Wasisto, kerap membicarakan isu personal sebagai upaya pengakuan diri secara kolektif di media sosial.

"Penggunaan medsos kini sifatnya normatif dan lebih ke arah ekspresi emosional dan kolektif," kata Wasisto.

Ketika terjadi kontestasi politik, kondisi tersebut rupanya menyebabkan terjadinya perang kepentingan personal netizen yang diungkapkan secara reaksioner dan emosional.

"Oleh karenanya sikap saling serang dan hujat-menghujat di sosial media semakin meninggi," kata Wasisto.

Kondisi ini, lanjut Wasisto, juga mengakibatkan munculnya polarisasi dalam aktivisme politik di media sosial.

Netizen berupaya menciptakan kelompok berdasarkan kesamaan pendapat, isu, dan identitas untuk memisahkan diri dari kelompok berseberangan.

"Netizen juga berupaya menggalang pengaruh dari publik awam menggunakan wacana ofensif terhadap wacana yang eksis," kata Wasisto.

Untuk mengatasi masalah tersebut, kata Wasisto, pengedepanan sebuah norma berperilaku dalam media sosial menjadi penting.

Ini dimaksudkan agar berbagai ekspresi personal yang diutarakan di media sosial bisa tereduksi sehingga tak menimbulkan konflik.

"Dengan demikian aktivisme klik tetap kembali berfungsi sebagai saluran alternatif terhadap pembangunan representasi politik di Indonesia," kata Wasisto.

Kompas TV Waspada Video-Video "Berantem" di Media Sosial pada Anak!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Nasional
Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Nasional
PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

Nasional
Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Nasional
Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Nasional
Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Nasional
DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

Nasional
Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Nasional
Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com