Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Minta Pendemo Waspadai "Penunggang Kepentingan"

Kompas.com - 31/10/2016, 13:54 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal Pol Tito Karnavian meminta masyarakat yang berunjuk rasa untuk menyuarakannya dengan damai dan kondusif.

Jangan sampai terjadi tindak anarkistis karena ada pihak yang menyelipkan kepentingan tertentu untuk menimbulkan gejolak di masyarakat.

"Yang demo harus waspada, jangan sampai mereka yang murni menyampaikan pendapat, tapi kemudian ada pihak yang menunggangi mereka. Itu biasa terjadi di mana-mana," kata Tito di Markas Komando Brimob Polri, Kepala Dua, Depok, Senin (31/10/2016).

 

(baca: Presiden Perintahkan Aparat Bersiaga Hadapi Demo 4 November)

Tito mengatakan, masyarakat berhak menyampaikan pendapat di muka umum sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 9 tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.

Namun, penyampaian pendapat itu ada batasannya. Salah satunya tidak boleh mengganggu hak asasi orang lain.

"Kemudian, harus mengindahkan etika dan moral. Di mulai cara bicara, tidak boleh menghujat," kata Tito.

 
 

(baca: Jokowi: Demonstrasi Bukan Hak Memaksakan Kehendak dan Merusak)

Tito menekankan pentingnya dialog dengan koordinator lapangan kegiatan unjuk rasa agar ada kesepakatan untuk melakukan aksi damai.

Dengan demikian, aspirasi yang ingin disampaikan juga bisa diserap dengan baik tanpa harus ada kekerasan.

Yang tak kalah penting, masyarakat diminta tidak mudah terprovokasi dengan ucapan yang memicu perpecahan.

"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tetap lakukan aktivitas seperti biasa. Tapi hindari lokasi ada demo, karena bisa macet di sana," kata Tito.

(baca: Kapolri: Ada yang Berusaha Membenturkan Polri dan TNI)

Di sisi lain, Tito mengingatkan anggota Polri dan Brimob untuk mengedepankan hak asasi manusia dalam menindak massa yang berunjuk rasa.

Mereka diminta tak terpancing untuk melakukan tindak kekerasan karena ada yang mengambil keuntungan di balik kekisruhan itu.

"Bisa saja ada penyusup-penyusup yang mengganggu. Kita akan mewaspadai itu," kata Tito.

Kompas TV Ahok Diperiksa Penyidik Bareskrim Polri
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com