Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Adopsi Model "Rekonsiliasi Akar Rumput" Terkait Peristiwa 1965

Kompas.com - 01/10/2016, 05:38 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Asvi Warman Adam mempertanyakan lambannya upaya pemerintah dalam menggagas konsep rekonsiliasi terkait penyelesaian kasus Tragedi Kemanusiaan 1965.

Menurut Asvi, seharusnya pemerintah tidak perlu menggubris pihak-pihak yang tidak menginginkan terjadinya rekonsiliasi. Pemerintah juga harus menyadari pentingnya penyelesaian kasus tersebut sebagai bagian upaya mengurangi beban sejarah bangsa Indonesia.

"Entah kenapa pemerintah terkesan lamban untuk mengupayakan penuntasan kasus 1965 dan juga masih ada pihak yang menentang rekonsiliasi," ujar Asvi dalam sebuah diskusi "Gerakan 30 September Hari Ini: Rekonsiliasi dan Sejarah Masa Depan Indonesia" di kantor PARA Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat (30/9/2016).

Baca juga: Rekonsiliasi Tragedi 1965 Dinilai Dapat Dimulai dengan Penulisan Ulang Sejarah

Asvi menuturkan, selama ini sudah muncul berbagai inisiatif untuk melakukan rekonsiliasi di akar rumput yang digagas oleh sejumlah organisasi masyarakat maupun personal.

Dia mencontohkan, upaya rekonsiliasi yang dijalankan oleh generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) di Yogyakarta. Mereka tergabung dalam sebuah organisasi bernama Syarikat atau Santri untuk Advokasi Masyarakat.

Syarikat kerap mengadakan forum pertemuan atau komunikasi anatara warga NU dan keluarga simpatisan PKI. Selain itu, mereka juga melakukan advokasi terhadap orang-orang yang terstigma negatif karena pernah dekat dengan PKI.

Inisiatif lainnya pernah digagas oleh Forum Silahturahmi Anak Bangsa (FSAB) yang terdiri dari anak-anak jenderal Pahlawan Revolusi dan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) seperti Chaterine Pandjaitan dan Ilham Aidit.

Chaterine merupakan anak dari DI Pandjaitan, sedangkan Ilham adalah putra dari petinggi PKI Dipa Nusantara Aidit. FSAB berhasil mendorong terwujudnya Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965 dari Perspektif Sejarah pada April 2016 lalu.

Upaya rekonsiliasi juga pernah dimulai oleh Rusdi Mastura, wali kota Palu, yang menyampaikan permintaan maaf kepada korban peristiwa 1965-1966 dengan alasan kemanusiaan.

Selain Rusdi, pendiri Jawa Pos, Dahlan Iskan pun pernah menggagas pertemuan antara sebuah pesantren di Magetan dengan Soemarsono. Soemarsono adalah gubernur militer di Madiun yang disebut terlibat dalam pemberontakan PKI tahun 1948.

"Sudah banyak model rekonsiliasi yang dilakukan di akar rumput. Saya kira itu bisa ditiru oleh pemerintah," ungkap Asvi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Sebut Caleg Terpilih Tak Wajib Mundur jika Maju Pilkada, Ketua KPU Dinilai Ingkari Aturan Sendiri

Nasional
Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Minta La Nyalla Kembali Pimpin DPD RI, Fahira Idris: Penguatan DPD RI Idealnya Dipimpin Sosok Pendobrak

Nasional
Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Sejumlah Bantuan Jokowi ke Prabowo Siapkan Pemerintahan ke Depan...

Nasional
Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Amankan World Water Forum 2024 di Bali, Korlantas Kirim 1.532 Polantas Gabungan

Nasional
Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Sudirman Said Angkat Bicara soal Isu Mau Maju Cagub Independen di Pilgub Jakarta

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Yusril Sebut Prabowo Bisa Keluarkan Perppu Usai Dilantik Jadi Presiden

Nasional
“Oposisi” Masyarakat Sipil

“Oposisi” Masyarakat Sipil

Nasional
Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Soal Pernyataan Prabowo, Pengamat: Ada Potensi 1-2 Partai Setia pada Jalur Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com