Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pilkada Serentak, Polisi Antisipasi "Hate Speech" di Medsos

Kompas.com - 27/09/2016, 17:21 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, selain kondisi keamanan dan ketertiban di lapangan, polisi juga mengawasi rawannya dunia maya menjelang Pilkada serentak 2017.

Menurut dia, masa-masa jelang Pilkada biasa digunakan sejumlah orang untuk mengedarkan konten ujaran kebencian melalui media sosial.

"Berkaitan dengan konten media sosial yang mengarah pada SARA, hate speech, ini hal yang tidak diinginkan karena berpotensi melawan hukum," ujar Boy di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Selasa (27/9/2016).

Boy mengimbau masyarakat untuk bijak menggunakan media sosial, khususnya dalam situasi kampanye Pilkada. Ia berharap masyarakat tak lagi menggunakan isu yang bersinggungan dengan ras atau agama tertentu karena ada risiko pidana yang menanti.

Alih-alih menyebarkan ujaran kebencian atau kampanye hitam, masyarakat diminta menonjolkan hal substansial dari para calon yang didukungnya.

"Misalnya konten-konten itu diisi dengan tayangan-tayangan program pembangunan yang ditawarkan, hal-hal yang humanis berkaitan dengan calon kepala daerah yang dapat mengundang simpati publik," kata dia.

Dengan demikian, proses demokrasi di Indonesia bisa berlangsung sehat dan tidak bertentangan dengan hukum. Tim sukses para kandidat pun diminta mengimbau pendukungnya agar sejalan dengan misis pemerintah mewujudkan Pilkada yang positif.

Boy mengatakan, tim Cyber Crime Bareskrim Polri secara aktif melakukan pemantauan media sosial untuk mencari konten negatif. Jika ditemukan, maka dilakukan penyelidikan lebih jauh apakah memenuhi unsur pelanggaran sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Direktorat Tindak Pidana Khusus Bareskrim Polri telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Twitter Indonesia, dan Indonedia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-Sirtii) untuk membahas langkah antisipasi peredaran ujian kebencian di dunia maya.

Mereka sepakat untuk mendukung penegakan humum terkait tindak pidana siber selama proses Pilkada berlangsung. Rencananya, polisi akan bekerjasama dengan Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu untuk memonitor sistem informasi teknologi yang akan digunakan dalam pelaksanaan Pilkada.

Polisi pun mengaktifkan Tim Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) sebagai pusat pelaporan masyarakat jika menemukan adanya penyebaran ujaran kebencian atau kampanye negatif berbau SARA.

Kompas TV Sudah Tepatkah Rumusan Hate Speech? â?? Mencari Pemimpin eps 6 Bagian 3
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasehat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

KPK Sita Pabrik Kelapa Sawit Bupati Nonaktif Labuhan Batu, Nilainya Rp 15 M

Nasional
Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Sidang Praperadilan Tersangka TPPU Panji Gumilang Berlanjut Pekan Depan, Vonis Dibacakan 14 Mei

Nasional
Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Hukuman Yusrizki Muliawan di Kasus Korupsi BTS 4G Diperberat Jadi 4 Tahun Penjara

Nasional
Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Airin dan Ahmed Zaki Dekati PKB untuk Pilkada 2024

Nasional
Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Anggota DPR Diduga Terima THR dari Kementan, KPK: Bisa Suap, Bisa Gratifikasi

Nasional
Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Mendagri Serahkan Data Pemilih Potensial Pilkada 2024, Jumlahnya 207,1 Juta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com