JAKARTA, KOMPAS.com - Seremoni pelepasan mantan Wakil Kepala Polri, Jenderal Pol Budi Gunawan, dilakukan secara meriah oleh Mabes Polri.
Acara dimulai dengan pertemuan tertutup di Auditorium Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta dengan para pejabat tinggi Polri dan perwakilan lembaga tinggi negara.
Sekitar pukul 11.00 WIB, acara internal diakhiri dengan mengantar Budi Gunawan hingga pintu Auditorium PTIK. Petugas berseragam merah hati berjajar di sisi kiri dan kanan sambil mengangkat tongkat perak yang tak terlalu panjang.
Tampak barisan panjang dari pejabat tinggi Polri, mulai dari Budi Gunawan dan istri, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan istri, serta Wakapolri Komjen Pol Syafruddin dan istri melewati gerbang pora itu.
Prosesi tersebut mengingatkan saat acara pisah sambut Jenderal (Purn) Badrodin Haiti dengan Tito Karnavian.
Sambil berjalan keluar auditorium, Budi dan istrinya terus bersalaman dengan perwira Polri yang berjajar di sisi kiri dan kanan.
Istri Budi, Susilawati Rahayu, tampak tak henti mengusap air matanya dengan tisu. Di luar auditorium, Budi Gunawan dan istrinya disambut ratusan personel polisi hingga murid PTIK yang akan mengaraknya hingga ke gerbang.
Tito dan Syafruddin beserta istri mereka turut mengantar di belakang. Mereka berjalan kaki melintasi taman PTIK sambil diiringi yel-yel polisi.
Wajah Budi terlihat tersenyum sambil bertepuk tangan mengikuti irama yel-yel. Kertas warna warni tak hentinya beterbangan di sekitarnya hingga dia sampai di gerbang PTIK.
Setelah itu, Budi masuk ke dalam mobil hitam berpelat RI 65 dan pergi diiringi lambaian tangan anggota Polri.
Tito mengakui kehilangan sosok Budi yang dia anggap fenomenal. Menurut dia, Budi merupakan salah satu orang yang berjasa bagi Polri.
Banyak terobosan yang dilakukan Budi, salah satunya untuk mereformasi struktural dari segi sumber daya manusia. Kemudian dari sisi reformasi infrastruktur dari segi regulasi.
"Kami doakan di tempat baru bisa selesaikan tugas sebaik-baiknya. Tidak hanya membesarkan Polri, membesarkan intelijen, tapi juga bawa bangsa lebih kuat," kata Tito.