JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar mengatakan bahwa tugas Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) cukup berat. Pasalnya, ruang lingkup tugas dari BIN sangat luas karena menyentuh sejumlah aspek dalam penyelenggaraan negara.
"Yakni ekonomi, politik, sosial, budaya, keamanan, hukum menjadi wilayah deteksi daripada tugas BIN baik di luar negeri maupun di dalam negeri," ujar Bambang saat dihubungi, Minggu (11/9/2016).
Terkait hal itu, menurut Bambang, Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan harus mampu membangun sistem komunikasi yang tepat. Sehingga, koordinasi dengan intelijen dari sejumlah lembaga dapat berjalan baik.
Dengan demikian, laporan yang disampaikan BIN kepada Presiden sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dapat memberi jaminan terwujudnya stabilitas ekonomi dan politik.
(Baca: Bintang Empat di Pundak Budi Gunawan Memicu Matahari Kembar di Polri?)
"Ini cukup berat tugas koordinasi ini. saya kira tidak mudah karena di Indonesia selama ini mengapa sampai kondisinya dalam ekonomi, politik, belum kondusif ini juga karena hubungan-hubungan antar itelijen belum sistemik. Hubungan antar intelijen polisi, bea cukai, dan lain-lainnya harus sistemik," kata Bambang.
Di sisi lain, tugas BIN menjadi semakin berat lantaran kondisi ketahanan nasional RI kini semakin melemah. Hal itu, kata Bambang, dapat dilihat dari masih banyaknya masalah yang harus dihadapi di dalam negeri sendiri.
(Baca: Pemberian Pangkat Jenderal kepada Budi Gunawan Dinilai Lebih Bersifat Politis)
"Masalah tawuran, kriminal, korupsi dan sebagainya," kata dia.
Maka dari itu, lanjut Bambang, Budi Gunawan harus mampu bekerja sama dan berkomunikasi secara baik dengan seluruh lembaga yang ada.
"Membangun hubungan yang sistemik antar lembaga ini lah menjadi tugas berat dan PR (pekerjaan rumah) bagi Budi Gunawan," kata dia.