MEKKAH, KOMPAS.com - Tim Katering Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi berkomitmen mengatasi dua masalah krusial layanan katering untuk jemaah haji Indonesia di Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau Armina.
Dua masalah krusial itu adalah keterlambatan distribusi dan ketidaksesuaian takaran makanan.
"Keterlambatan bisa jadi karena masalah sarana," kata Kepala Bidang Katering PPIH Arab Saudi Elmiyati Masyuhur di Mekkah, Senin (29/8/2016), terkait hasil inspeksinya ke-18 perusahaan katering yang akan melayani jemaah Indonesia di Armina.
"Namun, tahun lalu kasus keterlambatan distribusi terjadi karena ada tenda jemaah yang roboh sehingga mereka harus mengungsi tidak di dalam satu maktab. Jadi satu maktab itu harus berpencar di beberapa tempat sehingga memperlambat proses distribusi," ujarnya.
Elmiyati mengatakan, PPIH telah dan akan terus memperketat pengawasan saat pendistribusian makanan untuk memastikan makanan untuk jemaah terdistribusi dengan baik.
Khusus untuk pengawasan layanan jasa boga di Armina, dia mengatakan, pemerintah telah merekrut 104 tenaga musiman untuk menjalankan tugas pengawasan distribusi makanan kepada jemaah selama di Arafah dan Mina.
Dia menjelaskan bahwa di setiap maktab akan ditempatkan dua petugas pengawas distribusi makanan. Selain itu, juga ada tim koordinator katering maktab yang akan membawahi sembilan maktab.
"Itu yang ikut bekerja sama mengawasi katering di dapur," kata Elmiyati.
Berkenaan dengan ketidaksesuaian takaran makanan atau gramasi, Elmiyati mengatakan, PPIH akan melakukan pengawasan sejak dari pengemasan sehingga jika ada kekurangan bisa langsung ditambah.
"Sebelum packing (pengemasan) selesai, kita sudah bisa informasikan bahwa tidak boleh standar gramasi tidak sesuai. Kami mandorin saat packing," ucapnya.
Tim katering juga mengawasi menu makanan bagi jemaah untuk memastikan kesesuaiannya dengan standar menu yang sudah disusun bersama tim dari Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung.
"Kami juga konsultasi dengan ahli gizi. Jadi menu yang kita buat sudah memenuhi standar gizi," kata Elmiyati.
Pemilik PT Tasneem Husni Husein memastikan telah mengantisipasi kemungkinan terjadinya keterlambatan distribusi makanan dengan menyiapkan bahan baku lebih, terutama saat di Arafah. Ini mengingat tingkat kesulitan yang tinggi dalam memasukkan barang ke sana.
"Kalau Mina jika ada kekurangan masih bisa didrop kemudian. Kalau di Arafah kita harus lebih. Jadi semua Insya Allah tidak ada kekurangan baik di Arafah maupun Mina," kata dia.
Ia mengatakan peralatan dapur milik perusahaannya akan mulai diangkut ke Armina pada 2 September atau seminggu sebelum wukuf, puncak haji.