Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Tekankan Kerja Sama "G to G" untuk Hindari Korupsi Alutsista

Kompas.com - 20/07/2016, 17:01 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menekankan bahwa pengadaan alat utama sistem pertahanan (alutsista) harus melalui kerja sama pemerintah dengan pemerintah atau G to G.

Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari adanya korupsi dalam pengadaan Alutsista.

"Pengadaan alutsista harus dimulai dari interaksi antara pemerintah dengan pemerintah, G to G," kata Jokowi saat rapat terbatas mengenai pengadaan alutsista di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (20/7/2016).

"Untuk memangkas apa? Untuk memangkas broker, memangkas perantara yang saya kira di situ ada kecenderungan mark-up harga," ujarnya.

Hadir dalam rapat ini antara lain Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, serta jajaran menteri dan pejabat terkait lainnya.

"Proses G to G ini akan memperkuat pakta integritas untuk membentuk zona toleransi nol terhadap praktik-praktik korupsi yang ada di negara kita," ucap Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga menegaskan bahwa pembelian alutsista harus memperhitungkan daur hidup alutsista yang sudah ada. Biaya daur hidup alusista harus diperhitungkan untuk 20 tahun ke depan.

"Tidak boleh lagi kita membeli pesawat tempur tanpa berhitung, tanpa berkalkulasi," ucap Jokowi.

Jokowi juga mengingatkan, kerja sama pengadaan alutsista dengan negara lain harus menguntungkan kepentingan nasional Indonesia. Salah satunya harus ada transfer teknologi dalam setiap pengadaan alutsista yang dilakukan.

"Saya kira kita tahu banyak sekali negara-negara yang menginginkan kerja sama. Silakan dihitung, silakan dikalkulasi mana yang memberikan keutungan kepada kepentingan nasional kita baik jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang," ucapnya.

Menurut Jokowi, fokus pengadaan alutsista ini adalah untuk memenuhi postur kekuatan pokok minimum pada 2024. Namun pada 2019, Jokowi meminta sudah harus ada kerangka modernisasi alutsista TNI yang terlihat.

Targetnya, TNI Angkatan Darat memiliki alutsista berat seperti tank, heli serbu dan persenjataan infantri khusus.

TNI Angkatan Laut diperkuat dengan alutsista seperti kapal selam, kapal perang, persenjataan sistem pengintaian maritim untuk pengamanan lokasi-lokasi yang berpotensi konflik.

Sementara TNI Angkatan Udara diperkuat dengan alutsista strategis berupa pesawat-pesawat jet tempur, pesawat angkutan berat, sistem pertahanan rudal dan sistem radar.

Kompas TV Alutsista Diuji Coba di Tarakan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com