Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jimly Ajak Negara Demokratis Kutuk Kudeta Militer Turki

Kompas.com - 16/07/2016, 19:14 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie mengutuk kudeta militer Turki terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Ia mengajak negara demokratis lainnya untuk menentang gerakan tersebut.

"Saya mengajak segenap elemen demokrasi yang beradab di mana saja untuk mengutuk keras percobaan kudeta oleh militer Turki terhadap pemerintahan yang sah," ujar Jimly melalui keterangan tertulis, Sabtu (16/7/2016).

Jimly menyayangkan Turki sebagai negara demokratis justru mengalami gejolak terkait pemerintahannya.

Konfliki serupa, kata Jimly, pernah terjadi di negara Timur Tengah, seperti Mesir. Ia bersyukur peristiwa tersebut tidak terjadi di Indonesia.

(Baca juga: PM Turki: 2.893 Tentara Terlibat Upaya Kudeta Telah Ditangkap)

Hal ini membuat Jimly yakin bahwa Indonesia sebagai simbol demokrasi terbesar ketiga dan bangsa Muslim yang demokratis terbesar di dunia.

"Hanya di dan dari Indonesia, peradaban demokrasi dapat tumbuh sehat dan alamiah sebagai sumber inspirasi bagi dunia, khususnya dunia Islam," kata Jimly.

Ia pun berharap gejolak di Turki segera mereda, dan kondisi negara tersebut kembali seperti sedia kala.

Sebab, menurut Jimly, kudeta militer tersebut dapat merugikan penduduk, bahkan merugikan Turki.

"Kita doakan rakyat Turki kuat menghadapi segala ancaman dan pada saatnya dapat mengatasi kudeta dengan sebaik-baiknya," kata Jimly.

Sekelompok elemen militer Turki mengumumkan bahwa mereka telah menguasai negeri itu pada Sabtu (16/7/2016) malam dan langsung memicu bentrokan berdarah di Istanbul dan Ankara.

 

Fotografer AFP melaporkan telah menyaksikan tentara menembaki warga yang berkumpul di dekat salah satu jembatan Selat Bosphorus di Istanbul.

Sementara itu, kantor berita Anadolu mengabarkan, Gedung Parlemen Turki di Ankara diserang dengan menggunakan bom.

(Baca juga: Cerita WNI yang Terjebak di Bandara Ataturk Saat Insiden Kudeta Turki)

Saat ini, belum jelas siapa yang menguasai negara anggota NATO strategis yang berpenduduk 80 juta orang itu ketika sejumlah tank bergerak di jalanan dan ledakan terdengar di dua kota terbesar Turki tersebut.

 

Pada malam yang sama, Presiden Recep Tayyip Erdogan yang terlihat sangat terkejut muncul di televisi dari lokasi yang tak diketahui dan menegaskan bahwa dia masih berkuasa serta berjanji akan menghukum para pelaku percobaan kudeta.

Kompas TV 40 Orang Tewas dalam Upaya Kudeta Turki
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Pakar: Tidak Ada Urgensi Merevisi UU Kementerian Negara

Nasional
Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

Mesin Pesawat yang Ditumpanginya Sempat Terbakar Saat Baru Terbang, Rohani: Tidak Ada yang Panik

Nasional
Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik Buat Rakyat

Prabowo Berharap Bisa Tinggalkan Warisan Baik Buat Rakyat

Nasional
Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

Bertemu David Hurley, Jokowi Ingin Perkuat Pengajaran Bahasa Indonesia di Australia

Nasional
Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

Pemerintah Diminta Kejar Target Pembangunan 25 Sabo Dam di Aliran Sungai Gunung Marapi

Nasional
Prabowo 'Tak Mau Diganggu' Dicap Kontroversi, Jubir: Publik Paham Komitmen Beliau ke Demokrasi

Prabowo "Tak Mau Diganggu" Dicap Kontroversi, Jubir: Publik Paham Komitmen Beliau ke Demokrasi

Nasional
JPPI: Meletakkan Pendidikan Tinggi sebagai Kebutuhan Tersier Itu Salah Besar

JPPI: Meletakkan Pendidikan Tinggi sebagai Kebutuhan Tersier Itu Salah Besar

Nasional
Casis yang Diserang Begal di Jakbar Masuk Bintara Polri lewat Jalur Khusus

Casis yang Diserang Begal di Jakbar Masuk Bintara Polri lewat Jalur Khusus

Nasional
Polri Buru Dalang 'Illegal Fishing' Penyelundupan Benih Lobster di Bogor

Polri Buru Dalang "Illegal Fishing" Penyelundupan Benih Lobster di Bogor

Nasional
Sajeriah, Jemaah Haji Tunanetra Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci Setelah Menanti 14 Tahun

Sajeriah, Jemaah Haji Tunanetra Wujudkan Mimpi ke Tanah Suci Setelah Menanti 14 Tahun

Nasional
BPK Periksa SYL soal Dugaan Auditor Minta Rp 12 M

BPK Periksa SYL soal Dugaan Auditor Minta Rp 12 M

Nasional
UKT Meroket padahal APBN Pendidikan Rp 665 T, Anggota Komisi X DPR: Agak Aneh...

UKT Meroket padahal APBN Pendidikan Rp 665 T, Anggota Komisi X DPR: Agak Aneh...

Nasional
Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

Nasional
Revisi UU Kementerian Negara, Pakar: Tidak Salah kalau Menduga Terkait Bagi-bagi Jabatan, jika...

Revisi UU Kementerian Negara, Pakar: Tidak Salah kalau Menduga Terkait Bagi-bagi Jabatan, jika...

Nasional
Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com