Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bentrok Unjuk Rasa Tolak Tambang, Polri Sebut Pengamanan Sudah Sesuai Prosedur

Kompas.com - 13/06/2016, 12:33 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Bagian Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Agus Rianto mengatakan, polisi tidak menyalahi standar operasi dalam pengamanan massa di tambang batubara di Bengkulu.

Menurut dia, polisi melakukan tindakan tegas lantaran massa melakukan hal yang berpotensi menimbulkan kericuhan.

"Selama mereka melakukan tugas sesuai SOP, tentunya menjadi tanggung jawab organisasi untuk melindungi. Inilah yang seharusnya kami lakukan," ujar Agus di Mabes Polri, Jakarta, Senin (13/6/2016).

Agus mengatakan, tahapan pengamanan sudah dilakukan polisi, mulai dari imbauan ke masyarakat. Polisi dan masyarakat sudah sepakat unjuk rasa diundur pekan depan, tetapi ada segelintir warga yang memprovokasi sehingga situasi memanas.

(Baca: Demo Tambang di Bengkulu Bentrok, Dua Warga Tertembak, Dua Polisi Dibacok)

"Ada yang memprovokasi sehingga masyarakat terpancing. Tiba-tiba ada beberapa orang menyelinap, ada di dalam, dan memprovokasi massa untuk maju dan menyerang," kata Agus.

Terlebih lagi, ternyata massa telah mempersenjatai diri dengan senjata tajam. Anggota polisi pun terkena luka bacok di leher bagian belakang.

Agus meminta masyarakat tidak memojokkan anggota kepolisian dengan adanya peristiwa ini. Tembakan tersebut dilakukan sebagai peringatan. Itu pun bukan di titik vital yang membahayakan.

"Jangan sampai sedikit-sedikit polisi lakukan tindak tegas ke masyarakat, langsung maunya ada sanksinya. Tetapi, apabila mereka melanggar, tidak sesuai, itu yang akan kami proses. Ada sanksinya," kata Agus.

(Baca: Kisah di Balik Insiden Penembakan Warga dan Pembacokan Polisi di Pertambangan Bengkulu)

Sebelumnya, aksi unjuk rasa menolak tambang dilakukan oleh masyarakat yang mewakili 12 desa di Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu.

Aksi tersebut dimulai sekitar pukul 10.00 WIB di lokasi tambang PT Citra Buana Selaras (CBS). Ratusan warga yang hendak mendatangi pimpinan perusahaan dihadang oleh petugas kepolisian.

Saat itu, terjadi komunikasi, tetapi berujung bentrok yang menyebabkan dua warga terkena tembak serta anggota polisi terkena bacok. Kepolisian masih menyelidiki siapa yang terlebih dahulu memulai aksi anarkitis.

Penolakan warga terhadap aktivitas pertambangan bawah tanah dengan membuat terowongan sebenarnya sudah beberapa kali ditolak. Mereka takut jika nantinya aktivitas pertambangan malah merusak lahan perkebunan yang berada di atasnya.

Kompas TV Bentrok dengan Polisi, 4 Warga Tertembak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Disebut Copot Afriansyah Noor dari Sekjen PBB, Yusril: Saya Sudah Mundur, Mana Bisa?

Nasional
Video Bule Sebut IKN 'Ibu Kota Koruptor Nepotisme' Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Video Bule Sebut IKN "Ibu Kota Koruptor Nepotisme" Diduga Direkam Dekat Proyek Kantor Pemkot Bogor Baru

Nasional
Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Ahli Pidana: Bansos untuk “Korban” Judi Online Sama Saja Kasih Narkoba Gratis ke Pengguna…

Nasional
KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

KPK Akan Gelar Shalat Idul Adha Berjamaah untuk Tahanan Kasus Korupsi

Nasional
Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Ahli Sebut Judi Online seperti Penyalahgunaan Narkoba, Pelakunya Jadi Korban Perbuatan Sendiri

Nasional
PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

PBB Copot Afriansyah Noor dari Posisi Sekjen

Nasional
Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Anies, JK, hingga Sandiaga Nonton Bareng Film LAFRAN yang Kisahkan Pendiri HMI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com