Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satu Daerah Terancam Tidak Ikuti Pilkada Serentak 2017

Kompas.com - 27/05/2016, 07:41 WIB
Ayu Rachmaningtyas

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang pelaksanaan pilkada serentak 2017 diperkirakan ada satu daerah yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, yang terancam tidak bisa mengikuti pilkada serentak. Pasalnya, kepala daerah tersebut belum menandatangai Nota Perjanjian Hibah Daerah (NPHD).

Hal tersebut dikatakan oleh Deputi Perkumpulan Pemilu untuk Demokrasi (Perludem) Khoirunnisa Nur Agustyati saat ditemui dalam diskusi Apa Kabar UU Pilkada? di kantor Perludem, Kamis (26/5/2016).

"Dari informasi yang kami dapat, perkemarin dari 110 daerah ada satu daerah yang belum tanda tangan NPHD," kata dia.

Satu daerah ini belum menandatangani NPHD karena nominal yang tercantum tidak sesuai kesepakatan awal antara KPU daerah dengan pemerintah daerah.

"Karena naskah awal tidak sesuai dengan kesepakatan. Awalnya Rp 28,5 miliar, namun yang tertera hanya Rp 19 miliar," ujar dia.

Menurut Khoirunnisa, menjelang pilkada ada tahapan pertama yang harus dipenuhi yaitu penyelenggara adhoc. Penyelenggara adhoc ini terdiri dari Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS). Rekrutmen penyelenggara adhoc PPK dan PPS sudah harus dimulai 21 Juni 2015.

Namun, jika sampai tanggal tersebut, Bupati Bolaang Mongondow belum menandatangani NPHD dan belum melakukan perekrutan, maka pilkada daerah tersebut terancam ditunda.

"Ini bisa menjadi ancaman lagi karena ada satu daerah yang akan ditunda pelaksanaan pilkadanya," ucap Khoirnnisa.

Oleh karena itu, perlu ada solusi agar daerah tidak melewati batas waktu yang telah ditentukan. KPU pusat diharapkan turun langsung menyelesaikan persoalan ini.

"KPU daerah tidak bisa menyelenggarakan pilkada di daerah tersebut. Karena itu, KPU harus segera menemukan jalan keluarnya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com