Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Penindakan, Komite Etik Munaslub Hanya Menjadi "Gincu"

Kompas.com - 15/05/2016, 19:07 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik, Siti Zuhro, mengimbau agar 104 aduan yang dilaporkan kepada Komite Etik Partai Golongan Karya (Golkar) dalam penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golongan Karya tidak dianggap remeh.

"Ini jadi taruhan penilaian bagi publik terhadap Golkar," kata Siti di Jakarta, Minggu (15/5/2016).

Menurut Siti, Komite Etik harus memberikan penalti atau tindakan lain terkait aduan pelanggaran. Siti khawatir, Komite Etik hanya menjadi "gincu" bagi Golkar.

"Seharusnya, Komite Etik betul-betul efektif fungsional memberikan, katakan, diskualifikasi kepada caketum yang ternyata secara fakta hukum ada hitam di atas putih melakukan food buying atau bahkan terorizing," ucap Siti.

Sebelumnya, Komite Etik Musyawarah Nasional Luar Biasa Partai Golkar akan memanggil delapan tim sukses bakal calon ketua umum Golkar, Sabtu (14/5/2016). Komite Etik akan mengklarifikasi kepada mereka mengenai 104 aduan yang masuk.

"Kami akan panggil tim sukses kandidat. Kami klasifikasi semuanya. Mulai 10.00 WIB sampai 14.00 WIB. Akan ramai sekali klarifikasi terjadi," kata Ketua Komite Etik Munaslub Golkar Fadel Muhammad di Nusa Dua, Bali, Jumat (13/5/2016) malam.

Fadel mengatakan, dari 104 aduan yang masuk, 56 di antaranya merupakan aduan lisan, 41 laporan SMS, enam laporan tertulis, dan satu temuan langsung tim Komite Etik di lapangan. Tim Komite Etik akan lebih fokus menindaklanjuti laporan tertulis yang disertai dengan sejumlah bukti.

Komite Etik juga akan fokus dengan temuan di lapangan, yakni saat bakal calon ketua umum, Ade Komarudin, kedapatan bertemu pimpinan DPD I Kalbar di Hotel Grand Melia Jakarta.

"Akan kami klarifikasi semuanya," ucap Fadel.

Jika ada calon yang diputuskan melanggar kode etik, maka mereka bisa mendapat sanksi ringan berupa teguran tertulis, sanksi sedang berupa larangan untuk ikut kegiatan tertentu, seperti kampanye, dan sanksi berat berupa diskualifikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah 'Presidential Club', Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah "Presidential Club", Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com