Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombudsman RI Ungkap Banyaknya Pengaduan terhadap Pengadilan, Ini Komentar MA

Kompas.com - 27/04/2016, 22:54 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ombudsman RI menyatakan bahwa pelayanan administrasi peradilan merupakan salah satu institusi yang paling banyak dilaporkan ke Ombudsman sepanjang 2015 dan 2016.

Menanggapi laporan aduan Ombudsman RI tersebut, Wakil Ketua Mahkamah Agung bidang Yudisial, M Syarifuddin menuturkan, pengaduan merupakan pekerjaan rumah bagi MA.

Semangat yang perlu dibangun, kata dia, bukan semangat dalam menemukan banyak pengaduan, tapi semangat dalam menyelesaikan perkara.

Syarifuddin menganggap wajar banyaknya angka pengaduan masyarakat tersebut. Sebab, MA merupakan badan peradilan yang mengadili perkara dan dalam setiap perkara pasti ada yang menang dan kalah.

"Nah, kalau dilihat pengaduan, hampir semua orang yang kalah perkara itu mengadu," ucap Syarifuddin dalam sebuah dialog terbuka di Kantor Ombudsman RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (27/4/2016).

Ombudsman RI menyampaikan data laporan pengaduan masyarakat yang dilakukan sepanjang 2015 dan 2016 yang terbanyak terkait pelayanan administrasi pengadilan.

(Baca: Ombudsman: Pengadilan Negeri Paling Banyak Dilaporkan)

Hingga 31 Maret 2016, tercatat sebanyak 2.195 laporan aduan diterima Ombudsman RI. Sebanyak 105 di antaranya berkaitan dengan lembaga peradilan.

Ada pun pada 2014, tercatat sejumlah 255 aduan dan pada 2015 sebanyak 262 aduan.

Pengadilan Negeri menjadi instansi peradilan yang paling banyak dilaporkan ke Ombudsman RI selama tiga tahun terakhir, yaitu dengan 394 pelapor. Pada 2016 sendiri, hingga 31 Maret 2016, terdapat sebanyak 68 pelapor.

Pada posisi kedua, adalah Mahkamah Agung dengan 123 pelapor dan ketiga adalah Pengadilan Agama debgan 44 pelapor.

Anggota Ombudsman RI, Ninik Rahayu menuturkan, yang paling banyak dikeluhkan masyarakat adalah berkaitan dengan pelaksanaan eksekusi putusan yaitu sebanyak 21,2 persen.

Sedangkan dugaan maladministrasi yang paling banyak dikeluhkan adalah penundaan berlarut (perkara tak kunjung naik ke persidangan) yaitu sebanyak 215 pelapor, tidak kompeten dalam melaksanakan kinerja dalam sistem peradilan sebanyak 117 pelapor dan penyimpangan prosedur sebanyak 115 pelapor.

"Tidak berarti banyaknya pengaduan sebanyak itu pula pelanggaran," kata Syarifuddin.

Ia menyinggung saat beberapa waktu lalu melakukan pertemuan dengan komisioner KY di gedung MA.

Dalam kesempatan itu disampaikan bahwa dari sekian banyak pengaduan ternyata hanya segelintir yang terbukti ada pelanggaran.

"Apa yang ditemukan Ombudsman, mudah-mudahan memang fakta yang harus kita betulkan," kata Syarifuddin.

Dalam kesempatan itu, hadir pula Komisioner Komisi Yudisial, Farid Wajdi dan Kepala Badan Pengawas Mahkamah Agung, Sunarto. Selain Ninik, hadir pula pimpinan Ombudsman RI lainnya, Adrianus Meliala.

Di sela dialog terbuka, Ombudsman RI juga menyerahkan hasil temuan dan investigasinya kepada MA, Bawas MA dan KY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Sekjen PBB: Yusril Akan Mundur dari Ketum, Dua Nama Penggantinya Mengerucut

Nasional
Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Sekjen DPR Gugat Praperadilan KPK ke PN Jaksel

Nasional
Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Gaduh Kenaikan UKT, Pengamat: Jangan Sampai Problemnya di Pemerintah Dialihkan ke Kampus

Nasional
15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, 'Prof Drone UI' Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

15 Tahun Meneliti Drone AI Militer, "Prof Drone UI" Mengaku Belum Ada Kerja Sama dengan TNI

Nasional
Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan 'Hardware'

Pengembangan Drone AI Militer Indonesia Terkendala Ketersediaan "Hardware"

Nasional
Indonesia Harus Kembangkan 'Drone AI' Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Indonesia Harus Kembangkan "Drone AI" Sendiri untuk TNI Agar Tak Bergantung ke Negara Lain

Nasional
Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Tak Kunjung Tegaskan Diri Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Sedang Tunggu Hubungan Jokowi dan Prabowo Renggang

Nasional
Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Tingkatkan Kapasitas SDM Kelautan dan Perikanan ASEAN, Kementerian KP Inisiasi Program Voga

Nasional
9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

9 Eks Komisioner KPK Surati Presiden, Minta Jokowi Tak Pilih Pansel Problematik

Nasional
Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Tak Undang Jokowi di Rakernas, PDI-P Pertegas Posisinya Menjadi Oposisi

Nasional
Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Bea Cukai: Pemerintah Sepakati Perubahan Kebijakan dan Pengaturan Barang Impor

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com