Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Jika Ada Intimidasi kepada Wartawan, Silakan Lapor ke Propam

Kompas.com - 25/04/2016, 17:52 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti mengaku belum mendapat informasi terkait dugaan adanya intimidasi dari oknum Brimob terhadap pewarta foto saat meliput kerusuhan di Lapas Kelas-II Banceuy, Bandung.

Namun, Badrodin mengatakan, jika ada data dan bukti terkait peristiwa tersebut, ia mempersilahkan agar hal tersebut dilaporkan ke Propam.

"Kalau ada datanya, silakan laporkan saja ke Propam, jangan cuma hanya isu. Saya takutkan hanya isu. Kalau memang ada datanya, silakan lapor ke Propam, tetapi jangan mengada-ada," ujar Badrodin saat ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Senin (25/4/2016).

Badrodin menuturkan, Brimob memang memiliki kewajiban untuk melakukan pengamanan jika kerusuhan terjadi di sebuah lapas dan tidak memiliki kewenangan untuk melarang seorang wartawan dalam melakukan peliputan.

(Baca: Polri Minta Maaf atas Ancaman terhadap Jurnalis yang Liput Kebakaran Lapas Banceuy)

"Apa urusannya Brimob menghapus itu, kan tidak ada kepentingannya juga. Mereka hanya ditugaskan melakukan pengamanan kalau ada kerusuhan. Kan kita harus redakan," ungkap Badrodin.

Sementara itu, di tempat terpisah, Kepala Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Boy Rafli Amar meminta maaf atas kejadian terhadap salah satu pewarta foto yang meliput kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-A Banceuy, Bandung.

"Mohon maaf atas peristiwa tersebut, semoga ke depan bisa saling menghormati tugas masing-masing," ujar Boy melalui pesan singkat, Senin (25/4/2016).

Boy mengatakan, sejak kerusuhan terjadi di lapas pada Sabtu (23/4/2016), penjagaan di lokasi memang diperketat.

(Baca: Menkum HAM Akui Ada Pemaksaan Saat Memeriksa Napi Undang di LP Banceuy)

Ia memperkirakan, mungkin ada alasan tertentu mengapa petugas di sana melarang awak media mengabadikan kondisi di dalam lapas yang sudah hancur serta banyak korban luka.

"Biasanya, pertimbangan keamanan di TKP. Ini perlu dipahami oleh masyarakat," kata Boy.

Sebelumnya, dalam surat yang beredar dari Aliansi Jurnalis Indonesia di Bandung disebutkan bahwa pewarta foto media online nasional mengalami intimidasi oleh petugas di Lapas Banceuy.

(Baca: Empat Petugas Lapas Banceuy Ditetapkan Jadi Tersangka)

Dalam kondisi di bawah ancaman, ia dipaksa menghapus foto-foto hasil jepretannya. Fotografer bernama Ibenk itu masuk ke dalam lapas bersamaan dengan masuknya rombongan pengamanan dari kepolisian, termasuk Brimob.

Di lorong-lorong lapas, ia mengabadikan beberapa narapidana yang tergeletak dan mengalami luka.

Ketika Ibenk hendak keluar lapas, ada petugas yang berusaha merebut kamera dan memerintahkan agar dia ditahan. Foto-foto di kameranya pun dihapus oleh petugas. Sebelum keluar lapas, seorang anggota Brimob memotret kartu pers dan foto wajah Ibenk.

Kompas TV Kronologi Kerusuhan di Lapas Banceuy
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Yusril Ihza Mahendra Mundur dari Ketum PBB, Digantikan Fahri Bachmid

Nasional
PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

PDI-P Dianggap Tak Solid, Suara Megawati dan Puan Disinyalir Berbeda

Nasional
Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Jokowi Disebut Titipkan 4 Nama ke Kabinet Prabowo, Ada Bahlil hingga Erick Thohir

Nasional
Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Akan Mundur dari PBB, Yusril Disebut Bakal Terlibat Pemerintahan Prabowo

Nasional
Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Yusril Bakal Mundur dari Ketum PBB demi Regenerasi

Nasional
Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Hendak Mundur dari Ketum PBB, Yusril Disebut Ingin Ada di Luar Partai

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

[POPULER NASIONAL] Anies Dikritik karena Ingin Rehat | Revisi UU Kementerian Negara Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Veteran Perang Jadi Jemaah Haji Tertua, Berangkat di Usia 110 Tahun

Nasional
Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Salim Said Meninggal Dunia, PWI: Indonesia Kehilangan Tokoh Pers Besar

Nasional
Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri 'Drone AI' Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Indonesia Perlu Kembangkan Sendiri "Drone AI" Militer Untuk Cegah Kebocoran Data

Nasional
Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Tokoh Pers Salim Said Meninggal Dunia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com