JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly mengatakan, para napi di Lembaga Pemasyarakatan Banceuy akan segera dipindahkan ke gedung baru yang juga berada di wilayah Banceuy, Bandung.
Pemindahan ini dilakukan pasca-kerusuhan yang terjadi di Lapas Narkoba Kelas II A itu pada Sabtu (23/4/2016) pagi.
"Dipindahkan segera. Di Banceuy juga. Kan ada gedung baru yang dibangun untuk (kapasitas) 400 orang," kata Yasonna di Jakarta, Senin (25/4/2016).
Ia menjelaskan, gedung yang terbakar saat kerusuhan beberapa waktu lalu itu sebenarnya masih bisa digunakan. Namun, karena gedung itu bangunan lama, maka sementara ini akan ditutup untuk diperbaiki.
Yasonna mengatakan, kantor lapas untuk sementara akan dipindahkan di aula. Kemudian, untuk pelayanan kunjungan keluarga dari para napi juga sudah dipikirkan.
"Penerimaan tamu akan kami buat tenda nanti di tengah. Karena tetap juga kami hargai hak para napi untuk dikunjungi keluarga. Itu hak, maka kami buat tenda," ujarnya.
Namun, tambah Yasonna, yang jadi persoalan nanti terkait kunjungan keluarga para napi adalah soal penjagaan.
Pihak lapas akan memperketat agar tidak terjadi penyelundupan barang atau hal apa pun karena memanfaatkan situasi saat ini.
"Bagaimana barang masuk di dalam, handphone, dan lain-lain memang menjadi ekstra hati-hati karena memang di dalam tenda," kata Yasonna.
Kerusuhan terjadi di Lapas Banceuy dipicu adanya seorang warga binaan lapas yang diduga tewas akibat bunuh diri setelah mendapatkan kekerasan dari sipir lapas. Napi tersebut bernama Undang Kosim.
(Baca: Ini Kronologi Kematian Undang Kosim di Lapas Banceuy Versi Menkumham)
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Barat I Wayan Sukerta sebelumnya mengatakan, kematian Undang bukan karena penyiksaan dengan kekerasan oleh petugas lapas.
"Penyebab meninggalnya bukan karena kekerasan. Lebam ada, di paha. Nanti diperiksa sampai di mana kekeliruan yang mereka (petugas) lakukan," kata dia.