Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Airlangga Pribadi Kusman
Dosen Universitas Airlangga

Pengajar Departemen Politik FISIP Universitas Airlangga  

Associate Director Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC)  

 

Zaman Ketika Pemuda Mengguncang Dunia

Kompas.com - 29/02/2016, 11:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

“Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, beri aku 10 pemuda maka akan aku guncang dunia”.

Kalimat diatas adalah retorika menggugah dari salah satu kutipan yang paling dikenal dari ajaran-ajaran pendiri bangsa kita Ir Soekarno.

Sekitar lima tahun belakangan ini kita menyaksikan hadirnya sebuah zaman baru, zaman ketika geliat kaum muda, anak dari setiap bangsa menggeliat, memupuk keberanian, lantang menuturkan kebenaran, berkumpul serta berorganisasi untuk mengubah wajah dunia.

Pendeknya mereka anak-anak muda tengah bangkit dan berbareng bergerak untuk mengguncang dunia!

Politik Kaum Muda

Di Spanyol kaum muda bangkit dan pelan-pelan menunjukkan kuasanya dengan membangun organisasi politik bernama Podemos (Bisa) dipimpin Professor Ilmu Politik muda Pablo Iglesias.

Di Yunani anak-anak muda berhimpun dan berkuasa dibawah organ politik Syriza (Akar) yang berhasil menempatkan Alex Tsipras sebagai perdana menteri.

Di Amerika Serikat barisan anak muda berusia 17 sampai 29 tahun (pemilih pemula) sampai kaum separuh baya berusia 30-44 tahun mengusung politisi progresif Barnie Sanders untuk menjadi Presiden Amerika Serikat melalui Partai Demokrat.

Di Inggris komunitas-komunitas orang muda dari berbagai lapisan kelas sosial berjuang untuk menaikkan Jeremy Corbin sebagai kandidat Perdana Menteri Partai Buruh.

Di negeri-negeri Amerika Latin seperti di Chile, kebangkitan politik alternatif dimotori oleh gerakan-gerakan mahasiswa dibawah pimpinan mahasiswi progresif Camila Vallejo.

Negeri kita Indonesia pun sedikit banyak tidak steril dari wabah gelombang kebangkitan anak muda seluruh dunia.

Setelah kelompok-kelompok anak muda melalui barisan relawan berhasil memenangkan Joko Widodo sebagai presiden, kita menyaksikan komunitas-komunitas sosial anak muda Indonesia bergerak menggeliat untuk menemukan format kebangkitannya.

Untuk menyebut beberapa komunitas, kita menemukan kelompok seperti SI Perubahan (Sukarelawan Indonesia untuk Perubahan) yang menghimpun dosen, pekerja seni, tokoh muda dan jurnalis dari Aceh sampai Papua. Kelompok ini memiliki perhatian terhadap isu-isu inovasi sosial dan politik progresif.

Selain itu muncul pula jejaring komunitas epistemik pengetahuan (epistemic community) Indoprogress yang menghimpun mahasiswa-mahasiswa progresif dan intelektual Indonesia dari luar dan dalam negeri yang memperjuangkan politik radikal-transformatif melalui perjuangan media online dan penerbitan.

Selain dua komunitas diatas di negeri kita juga tumbuh organ-organ sosial seperti Kapal Perempuan dan Inspirasi Indonesia yang memperjuangkan pluralisme dan kesetaraan gender.        

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Waketum Golkar Kaget Bobby Gabung Gerindra, Ungkit Jadi Parpol Pertama yang Mau Usung di Pilkada

Nasional
Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Pj Ketum PBB Sebut Yusril Cocok Jadi Menko Polhukam di Kabinet Prabowo

Nasional
Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Penerbangan Haji Bermasalah, Kemenag Sebut Manajemen Garuda Indonesia Gagal

Nasional
DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

DKPP Didesak Pecat Ketua KPU dengan Tidak Hormat

Nasional
JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

JK Nilai Negara Harus Punya Rencana Jangka Panjang sebagai Bentuk Kontrol Kekuasaan

Nasional
JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

JK Respons Jokowi yang Tak Diundang Rakernas: Kan Bukan Lagi Keluarga PDI-P

Nasional
Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Istri hingga Cucu SYL Bakal Jadi Saksi di Persidangan Pekan Depan

Nasional
KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

KPK Akan Hadirkan Sahroni jadi Saksi Sidang SYL Pekan Depan

Nasional
Projo Sarankan Jokowi Gabung Parpol yang Nasionalis Merakyat

Projo Sarankan Jokowi Gabung Parpol yang Nasionalis Merakyat

Nasional
Soal Potensi PAN Usung Anies di Jakarta, Zulhas: Kami kan Koalisi Indonesia Maju

Soal Potensi PAN Usung Anies di Jakarta, Zulhas: Kami kan Koalisi Indonesia Maju

Nasional
Sukanti 25 Tahun Kerja di Malaysia Demi Hajikan Ayah yang Tunanetra

Sukanti 25 Tahun Kerja di Malaysia Demi Hajikan Ayah yang Tunanetra

Nasional
Zulhas Sebut 3 Nama Kader untuk Pilkada DKI Jakarta, Ada Eko Patrio, Zita Anjani, dan Pasha Ungu

Zulhas Sebut 3 Nama Kader untuk Pilkada DKI Jakarta, Ada Eko Patrio, Zita Anjani, dan Pasha Ungu

Nasional
Biaya Kuliah Mahal, Wapres: Pemerintah Belum Bisa Tanggung Seluruhnya

Biaya Kuliah Mahal, Wapres: Pemerintah Belum Bisa Tanggung Seluruhnya

Nasional
Keinginan JK Agar Pemilu di Masa Depan Lebih Efisien...

Keinginan JK Agar Pemilu di Masa Depan Lebih Efisien...

Nasional
Jusuf Kalla: Rekonsiliasi Tidak Berarti Semua Masuk Pemerintahan

Jusuf Kalla: Rekonsiliasi Tidak Berarti Semua Masuk Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com