Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Akui Sulit Deteksi Aliran Dana Kelompok Teroris

Kompas.com - 16/02/2016, 09:19 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengungkap ada aliran dana sebesar Rp 1,3 miliar dari kawasan Timur Tengah ke Indonesia.

Hal itu diungkapkan Kapolri dalam rapat gabungan dengan Komisi I dan III DPR RI, Senin (15/2/2016). (baca: Aliran Dana Rp 1,3 Miliar Masuk ke Sel Teroris dari Jordania, Irak, dan Turki)

Dana itu diperuntukkan aksi teror di Tanah Air. Untuk ke depannya, bisakah transfer uang semacam itu dicegah sejak awal?

"Tidak bisa. Sulit mendeteksinya," ujar Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti di Kompleks Mabes Polri, Senin malam.

"Bagaimana Western Union dapat dihalang-halangi mengirim uang ke sini? Kami juga tidak tahu itu dana untuk teroris atau bukan," lanjut Badrodin.

Western Union sebelumnya tercatat sebagai perusahaan jasa pengiriman internasional yang seringkali digunakan pimpinan teroris di Timur Tengah untuk mengirimkan pembiayaan aksi teror ke Indonesia. (baca: ISIS Kirim Uang ke Indonesia Lewat Western Union)

Polisi baru mengetahui pengiriman uang semacam itu jika ada anggota jaringan yang tertangkap dan menyampaikan informasi itu.

Selain itu, polisi sulit mendeteksi pengirim uang itu. Sebab, identitas yang tercantum di dalam paket pengiriman hanyalah nama orang tanpa kelengkapan identitas yang lainnya. 

"Misalnya nama Amin kirim uang ke Suriah. Ya kita tidak tahu, kira-kira Amin itu siapa? Kan tidak ada identitas jelas pelakunya," ujar Badrodin.

Oleh sebab itu, yang dapat dilakukan polisi saat ini adalah terus memperbaharui peta jaringan teroris di Indonesia sekaligus menekannya hingga pergerakan mereka mati. (baca: Terinspirasi Sianida di Kopi Mirna, Teroris Rencanakan Racuni Polisi)

Dengan begitu, seberapa banyak uang yang dikirim dari Timur Tengah ke Indonesia, tidak ada gunanya.

Aliran uang itu terungkap setelah Densus 88 Antiteror menangkap 33 terduga teroris pascaserangan di Thamrin, 14 Januari 2016 lalu.

Ada salah satu tersangka yang memberi informasi bahwa ada aliran dana Rp 1,3 miliar dari Jordania, Irak dan Turki. (baca: Intelijen Ungkap Teroris Berniat Racuni Makanan Polisi, Ini Instruksi Kapolri)

Di Indonesia, uang itu diterima oleh kelompok Hendro Fernando. Kelompok Hendro tersebut merupakan satu dari tiga kelompok teroris yang hendak melangsungkan 'amaliyah' atau aksi teror di kantor-kantor polisi.

Oleh kelompok Hendro, sebagian uang itu diteruskan ke Filipina. Diduga kuat untuk membeli senjata api.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

KIP: Indeks Keterbukaan Informasi Publik Kita Sedang-sedang Saja

Nasional
Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Digelar di Bali Selama 8 Hari, Ini Rangkaian Kegiatan World Water Forum 2024

Nasional
Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Golkar Resmi Usung Khofifah-Emil Dardak di Pilkada Jatim 2024

Nasional
Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Fahira Idris: Jika Ingin Indonesia Jadi Negara Maju, Kuatkan Industri Buku

Nasional
Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Waspada MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Diminta Melapor Jika Alami Demam Tinggi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com