Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Diminta Bentuk Dewan Etik untuk Selidiki "Barter" di Kasus Novel

Kompas.com - 09/02/2016, 15:35 WIB
Abba Gabrillin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi mendorong dibentuknya dewan etik di internal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus Novel Baswedan.

Dewan etik KPK nantinya diminta menyelidiki dugaan pelanggaran etik terkait tawar-menawar atau barter dalam kasus hukum yang melibatkan penyidik KPK Novel Baswedan, yang direncakan akan ditempatkan di BUMN.

"Semestinya dewan etik KPK menyelidiki ini ada apa, apakah pimpinan KPK melakukan tindakan yang jauh dari prinsip etik dalam kasus yang menjerat Novel?" ujar anggota koalisi, Ray Rangkuti, di Gedung YLBHI, Jakarta Pusat, Selasa (9/2/2016).

Menurut Ray, dugaan tawar-menawar dalam kasus yang melibatkan Novel dapat merusak kepercayaan dan citra KPK di mata publik.

Jika hal tersebut benar, publik akan berasumsi bahwa pimpinan KPK saat ini dapat berkompromi dalam kasus hukum yang ditangani KPK.

Menurut Ray, meski tawar-menawar dalam kasus Novel tidak dapat disebut sebagai pelanggaran pidana, hal itu akan membuat kredibilitas pimpinan KPK menjadi lemah.

Belum lagi, argumentasi yang mengarah pada tawar-menawar itu terkesan tidak masuk akal. (Baca juga: "Ada yang Merasa Terancam Novel Terus Mengabdi di KPK")

"Semestinya dewan etik mencari tahu siapa yang mencoba mengintervensi KPK. Kalau bukan Presiden, berarti ada lembaga lain di bawah Presiden," kata Ray.

Sebelumnya, pasca-dicabutnya berkas perkara Novel oleh Kejaksaan, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang membenarkan bahwa ada opsi untuk memindahkan Novel dari KPK.

KPK memberi kesempatan seluas luasnya bagi Novel untuk berkembang di tempat lain. Namun, ia membantah bahwa opsi tersebut merupakan hasil lobi-lobi dengan Polri dan Kejaksaan.

(Baca: Kasusnya Dihentikan, Novel Baswedan Diberi Opsi Mengabdi di Luar KPK)

"Novel Baswdan itu fleksibel. Oleh sebab itu, diyakini akan bisa menyesuaikan diri di mana saja dan tetap relevan dengan keahliannya," ujar Saut.

KPK, kata Saut, memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah tanpa memunculkan kegaduhan. Seiring ditariknya berkas perkara Novel, maka penyidik senior KPK itu hengkang dari KPK.

"Agar semua tuntas dan Novel Baswedan bisa mengabdi tanpa diikat oleh masa lalunya," kata Saut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com