Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resistensi Internal dan Upaya Anang Iskandar Buat Bareskrim Tak Lagi Ditakuti

Kompas.com - 05/02/2016, 13:58 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisaris Jenderal Anang Iskandar ingin sedikit memoles wajah Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, institusi yang kini dipimpinnya.

Dia ingin penegakkan hukum yang dilakukan anggota reserse se-Indonesia tidak membuat orang menjadi takut.

Sebaliknya, penegakkan hukum justru harus membuat orang menjadi sadar aturan. Caranya, seluruh penegakan hukum haruslah sesuai prosedur hukum dan mendasarkan diri pada tiga hal, yakni kepastian hukum, rasa adil publik serta tetap berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi bangsa.

Namun saat berbincang dengan Kompas.com di kantornya, Kamis (4/2/2016) kemarin, Anang mengakui, tidak mudah menyamakan irama antara kebijakannya dengan jajaran di bawahnya.

(Baca: Kabareskrim: Sikat "Bleh"...)

"Saya butuh waktu empat sampai lima bulan. Paling lama enam bulanlah menyamakan 'tone' dengan kesatuan saya yang sebesar ini. Sekarang sih sudah on going saja," ujar Anang.

Upaya menyelaraskan roda kinerja Bareskrim dan satuan Reskrim se-Indonesia tersebut pun diakui bukan tanpa resistensi. Hanya Anang tidak mau menjelaskan detail resistensi apa yang dihadapinya.

Dengan adanya resistensi itu, kepemimpinan Anang diuji. Anang memasang rambu-rambu, terus berkomunikasi tentang apa yang boleh, apa yang tidak, memberi 'reward' bagi yang berhasil dan teguran bagi yang belum bekerja baik.

"Memang ini tidak gampang dan butuh waktu. Tapi harus terus menerus saya sampaikan," ujar dia.

Maka tidak heran jika dalam satu minggu, mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) itu bisa dua hingga tiga kali berkomunikasi dengan satuan Reskrim setingkat Polda dan Polres melalui video conference dari balik meja ruangannya.

(Baca: Mengapa Kabareskrim Sekarang Jarang Muncul di Media?)

Contohnya, yakni sebelum wawancara dengan Kompas.com dilangsungkan. Anang dan para direktur narkotika se-Indonesia komunikasi dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.

Anang mewanti-wanti agar para penyidik narkoba tidak hanya senang menangkap dan memenjarakan pelaku kejahatan narkoba. Dia mengingatkan bahwa khusus penyalahguna, harus direhabilitasi, bukan dipenjara.

"Ya kalau main tangkap lalu dipenjarakan ya nakut-nakuti rek namanya. Harusnya yang sesuai undang-undang ya direhabilitasi," ujar Anang.

Anang menuturkan, kebijakannya itu hanya demi mencapai satu tujuan, yakni penegakkan hukum dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dia yakin prinsipnya ini sejalan dengan cita-cita pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com