Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi: Seandainya Kita Tak Impor Barang Itu, Rupiah Tak Akan Melemah...

Kompas.com - 15/09/2015, 12:23 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan soal kondisi perekonomian Tanah Air di hadapan para diaspora Indonesia di Doha, Qatar, Senin (14/9/2015) malam waktu setempat. Jokowi memaparkan sejumlah faktor yang menyebabkan rupiah melemah dibandingkan dollar AS.

Jokowi menyebutkan, selain karena faktor tekanan global, lemahnya rupiah juga terjadi karena kebiasaan Indonesia melakukan impor berbagai komoditas. Barang-barang impor itu tidak melulu barang elektronik. Kebutuhan bahan pokok, seperti jagung, bawang merah, gula, dan garam, juga diimpor.

"Seandainya kita tidak perlu mengimpor barang-barang itu, nilai tukar rupiah tidak akan melemah seperti saat ini," ujar Jokowi dalam siaran pers yang diterima wartawan, Selasa (15/9/2015).

Untuk itu, Presiden menekankan pentingnya melakukan transformasi dari sektor konsumsi ke sektor produksi. Dengan demikian, Presiden mengharapkan akan ada penguatan di sektor produksi, seperti peningkatan produksi beras, kedelai, jagung, gula, dan daging. (Baca: Dibayangi The Fed, Rupiah Kembali Terpuruk)

"Menteri Pertanian saya perintahkan untuk urusan beras, kedelai, jagung dalam 3 tahun, gula 5 tahun, dan daging memerlukan waktu lebih dari 5 tahun," kata Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menjelaskan soal perbedaan kondisi krisis yang dialami pada tahun 1998 dan saat ini. Dia menyebutkan, saat itu rupiah terjun bebas dari yang semula Rp 1.800 per dollar AS menjadi Rp 15.000 per dollar AS.

Presiden menyatakan optimismenya bahwa tekanan rupiah yang dialami saat ini masih bisa diatasi pemerintah. (Baca: BI Klaim Kebijakan Moneternya Berjalan Efektif)

Selain persoalan rupiah, Jokowi juga menjelaskan soal rencana pembangunan infrastruktur di Indonesia kepada para WNI yang tinggal di Doha itu. Dia memaparkan rencana pembangunan jalan tol Trans-Sumatera, jalur kereta api di Sulawesi, dan jalur kereta api di Papua.

"Kunci agar negara kita menjadi makmur adalah dengan memperbanyak uang yang beredar di negara kita. Oleh karena itu, jika ada investor yang ingin berinvestasi di bidang apa pun, pemerintah akan memberikan izinnya," kata Jokowi.

Setelah melakukan kegiatan di Doha, Jokowi direncanakan kembali ke Tanah Air pada pukul 23.00 WIB. Presiden beserta rombongan akan menggunakan pesawat kepresidenan Boeing Business Jet 2 menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Kloter Jemaah Haji Indonesia Siap Bergerak ke Makkah, Ambil Miqat di Bir Ali

8 Kloter Jemaah Haji Indonesia Siap Bergerak ke Makkah, Ambil Miqat di Bir Ali

Nasional
Jokowi Terbang ke Bali, Bakal Buka KTT WWF ke-10 Besok

Jokowi Terbang ke Bali, Bakal Buka KTT WWF ke-10 Besok

Nasional
MPR Bakal Safari Temui Tokoh Bangsa, Dimulai dengan Try Sutrisno Besok

MPR Bakal Safari Temui Tokoh Bangsa, Dimulai dengan Try Sutrisno Besok

Nasional
Utarakan Idenya Bareng Maruarar Sirait, Bamsoet: Kami Siapkan Gagasan Rekonsiliasi Nasional Pertemukan Paslon 01, 02 dan 03

Utarakan Idenya Bareng Maruarar Sirait, Bamsoet: Kami Siapkan Gagasan Rekonsiliasi Nasional Pertemukan Paslon 01, 02 dan 03

Nasional
Bamsoet Goda Maruarar Sirait, Qodari, dan Anas Urbaningrum Masuk Golkar

Bamsoet Goda Maruarar Sirait, Qodari, dan Anas Urbaningrum Masuk Golkar

Nasional
Pemerintah Diminta Ambil Kendali Penetapan UKT PTN

Pemerintah Diminta Ambil Kendali Penetapan UKT PTN

Nasional
Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Indonesia Jadi Tuan Rumah Forum Air Dunia Ke-10 di Bali

Nasional
Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Gantikan Yusril Jadi Ketum PBB, Fahri Bahcmid Fokus Jaring Kandidat Pilkada

Nasional
APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

APEC 2024, Mendag Zulhas Sebut Indonesia-Korsel Sepakati Kerja Sama di Sektor Mobil Listrik dan IKN

Nasional
Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Kebebasan Pers Vs RUU Penyiaran: Tantangan Demokrasi Indonesia

Nasional
Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Tanggapi Keluhan Warga, Mensos Risma Gunakan Teknologi dalam Pencarian Air Bersih

Nasional
Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Profil Fahri Bachmid Gantikan Yusril Ihza Mahendra Jadi Ketum PBB

Nasional
Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Ibu Negara Beli Batik dan Gelang di UMKM Mitra Binaan Pertamina

Nasional
GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

GWK Jadi Lokasi Jamuan Makan Malam WWF Ke-10, Luhut: Sudah Siap Menyambut Para Tamu

Nasional
Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Hujan Kritik ke DPR dalam Sepekan karena Pembahasan 3 Aturan: RUU MK, Penyiaran, dan Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com