Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cita-cita Pancasila Bung Karno Tak Mudah Diwujudkan

Kompas.com - 01/06/2015, 19:00 WIB
Ingki Rinaldi

Penulis


BLITAR, KOMPAS.com - Cita-cita untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila tidak mudah. Upaya untuk mewujudkannya perlu perjuangan panjang dan sulit. Hal inilah yang terus-menerus dilakukan sejak negara Republik Indonesia berdiri.

Presiden Joko Widodo mengatakan, tidak ada dasar negara yang menjelma menjadi realitas tanpa ada perjuangan. "Dengan berdirinya republik ini, tidak berarti sebagai akhir perjuangan, justru pada saat itu kita baru memulai perjuangan," kata Presiden di hadapan massa yang memadati Alun-alun Kota Blitar, Jawa Timur, Senin (1/6).

Presiden di Blitar dalam rangka peringatan kari lahirnya Pancasila. Upacara yang disebut Grebek Pancasila itu dimulai pukul 09.30 dan berakhir pukul 11.00.

Menurut Presiden, perjuangan untuk mewujudkan cita-cita itu bukanlah jalan yang mudah. Namun, perjuangan itu dilakukan melalui jalan yang panjang dan mendaki. Medan perjuangan inilah yang mengharuskan semua elemen bangsa tidak boleh berhenti berbuat untuk mewujudkan Pancasila sebagai realitas kehidupan berbangsa dan bernegara.

Presiden berpendapat, dalam menempuh perjuangan itu, bangsa Indonesia harus mempunyai modal persatuan yang kuat. Negara ini, kata Presiden, bukan sebuah negara yang dibangun untuk satu golongan ataupun beberapa kelompok saja, republik ini memerlukan persatuan, kebersamaan, dan gotong royong semua elemen bangsa.

Modal berikutnya adalah keberanian menjebol mentalitas lama dan kemudian membangun mentalitas baru. Jokowi selanjutnya mengutip pernyataan Bung Karno, "Pergerakan kita janganlah yang kecil-kecilan, tetapi perjuangan kita haruslah menjebol pesakitan-pesakitan masyarakat sampai ke sulur-sulurnya, sampai ke akar-akarnya," katanya.

Jokowi yakin, perjuangan mewujudkan cita-cita Pancasila itu berhadapan dengan bertahannya mentalitas, mulai dari mentalitas kolonial hingga feodal. Mental ini membuat bangsa Indonesia berada dalam keterjajahan dan ketidakadilan. Seluruh elemen bangsa, katanya, harus terus berjuang menjebol mentalitas lama, lalu membangun mentalitas baru.

Setiap elemen masyarakat memiliki kewajiban moral dan ideologis untuk menjaga kehormatan nilai-nilai Pancasila. Dalam momentum peringatan Hari Lahir Pancasila, segenap warga negara Indonesia didorong menempatkan Pancasila pada tempat yang seharusnya, sebagai ideologi dan dasar negara.

"Kegiatan (sosialisasi implementasi nilai-nilai Pancasila) itu penting agar bangsa kita tidak mengalami amnesia sejarah terhadap nilai-nilai luhur bangsa," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani dalam kata sambutannya mewakili pihak keluarga Soekarno, penggagas lima butir Pancasila.

Dalam kata sambutannya, Puan kembali menyerukan pentingnya pemerintah menetapkan secara resmi tanggal 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Bangsa yang besar, ujar Puan, adalah bangsa yang mengenang jasa pahlawannya.

"Dengan demikian, kita pun harus jujur dan obyektif menempatkan Bung Karno sebagai pemikir dan konseptor dasar negara kita. Sudah saatnya pemerintah mengambil keputusan dan menetapkan tanggal 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila, sebagai hari besar nasional," kata Puan.

Ia prihatin dengan pelemahan pengamalan nilai Pancasila yang sempat dilakukan pemerintahan Orde Baru. Proses politik, ujar Puan, seharusnya jangan sampai mendistorsi dan memanipulasi sejarah bangsa. "Apalagi, aspek sejarah yang menyangkut pembentukan Pancasila sebagai dasar negara kita," ujar Puan.

Selain Presiden Joko Widodo yang hadir untuk memberi pidato kebangsaan dalam upacara Grebek Pancasila, sejumlah pejabat tinggi pemerintahan turut hadir, seperti Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, dan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Badrodin Haiti.

Mewakili pihak keluarga Soekarno, penggagas lima sila Pancasila, hadir presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri, dan putrinya, Puan Maharani.

Meriah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com