Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
ADVERTORIAL

Perbedaan Bukan Lagi Jadi Masalah Indonesia

Kompas.com - 20/05/2015, 10:10 WIB
advertorial

Penulis


Keberagaman yang hadir di bumi Indonesia memang tidak perlu diragukan lagi. Terdiri dari ratusan bahasa dan budaya, serta agama, keberagaman bukanlah sebuah hal baru bagi masyarakat Indonesia. Karena itu, tidak sepantasnya, keberagaman itu dijadikan permasalahan untuk mempecah belah bangsa.

Kemajemukan, kebergaman, dan ketidakseragaman yang ada di bangsa ini, pada dasarnya merupakan karunia dan rahmat dari Tuhan. Perbedaan yang ada membuat kita berlomba dalam berbuat kebaikan untuk masyarakat.

Setidaknya, itulah yang disampaikan Ketua MUI Pusat bidang hubungan Antarumat Beragama Slamet Efendi Yusuf dalam Rapat Koordinasi Kerukunan Umat Beragama MUI.

"Kalau kita cari perbedaannya, yang ada hanya pertentangan, penghancuran. Maka dari itu, keberagaman harusnya kita jadikan cambukan untuk membuat negara ini melambung," terang Slamet di depan pengurus MUI seluruh Indonesia.

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan yang ikut hadir dalam kegiatan tersebut juga meyakini hal yang sama. Didaulat membuka kegiatan sekaligus menjadi Keynote Speaker, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan berpendapat, Indonesia merupakan negara dengan tingkat toleransi yang baik.

"Tidak ada negara yang seperti kita. Segala rumah ibadah bisa berdampingan. Hari libur keagamaan ada bermacam-macam. Setiap hari raya kita saling berkunjung. Ini tidak ditemkan ditempat lain," ungkap Ketua MPR RI Zulkifli Hasan siang itu, Senin (18/5/2015).

Sehingga, lanjut Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, ia tidak sepakat bila ada yang mengatakan Indonesia adalah negara yang tidak toleran. Meski masih ada kekurangan, namun soal kerukunan antarumat bergama, Indonesia patut diacungi jempol soal toleransi yang tak bisa ditemukan di tempat lain.

"Bahwa ada kekurangan di sana-sini, itu kita akui. Tentu ada faktor lain, seperti pendidikan, kemiskinan, atau bahkan pertikaian politik yang memicu perkelahian di daerah," terang Ketua MPR RI Zulkifli Hasan lagi.

Maka dari itu, kata Ketua MPR RI Zulkifli Hasan di Twin Plaza, Jakarta Barat, perbedaan yang ada di Indonesia tidak perlu dipermasalahkan lagi. Sebab, masih banyak permasalahan lain yang harus diselesaikan demi membangun Indonesia, seperti kemiskinan, pendidikan, pemerintahan yang bersih, dan lain-lain.

Maka dari itu, radikalisme dan intoleransi bukan hal yang patut dipermasalahkan lagi karena bangsa Indonesia pasti akan melawannya. Namun, kedamaian yang telah tercipta harus terus dipupuk dan dijaga oleh semua elemen masyarakat.

"Ini adalah kewajiban kita semua untuk menjaga toleransi, ketertiban, kedamaian, dan menjadikan empat konsesus dasar Indonesia sebagai perilaku dan budaya sehari-hari," kata Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, merajuk pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Pengendara Motor Tewas Akibat Tabrak Separator Busway di Kebon Jeruk

Nasional
Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Ajak Hidup Sehat, Bank Mandiri Gelar Program Bakti Kesehatan untuk Abdi Dalem Keraton Ngayogyakarta

Nasional
Kisah VoB: Pernah DO, Manggung di Glastonbury, dan Kritiknya ke Dunia Pendidikan Kita

Kisah VoB: Pernah DO, Manggung di Glastonbury, dan Kritiknya ke Dunia Pendidikan Kita

Nasional
Soal Peluang Nasdem Dukung Anies di Jakarta, Ahmad Ali: Hanya Allah dan Surya Paloh yang Tahu

Soal Peluang Nasdem Dukung Anies di Jakarta, Ahmad Ali: Hanya Allah dan Surya Paloh yang Tahu

Nasional
Safenet: Kalau 'Gentleman', Budi Arie Harusnya Mundur

Safenet: Kalau "Gentleman", Budi Arie Harusnya Mundur

Nasional
Kemenag: Jumlah Jemaah Haji Wafat Capai 316 Orang

Kemenag: Jumlah Jemaah Haji Wafat Capai 316 Orang

Nasional
Haji, Negara, dan Partisipasi Publik

Haji, Negara, dan Partisipasi Publik

Nasional
Tak Percaya Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Pilkada DKI, Zulhas: Kapan Ketemunya? Tahu dari Mana?

Tak Percaya Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Pilkada DKI, Zulhas: Kapan Ketemunya? Tahu dari Mana?

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Sedang Haid Tidak Wajib Ikuti Tawaf Wada'

Kemenag: Jemaah Haji Sedang Haid Tidak Wajib Ikuti Tawaf Wada'

Nasional
Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Nasional
Pakar: PDN Selevel Amazon, tapi Administrasinya Selevel Warnet

Pakar: PDN Selevel Amazon, tapi Administrasinya Selevel Warnet

Nasional
Sepekan Pemulangan Jemaah Haji, Lebih 50 Persen Penerbangan Garuda Alami Keterlambatan

Sepekan Pemulangan Jemaah Haji, Lebih 50 Persen Penerbangan Garuda Alami Keterlambatan

Nasional
PAN Resmi Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju Pilkada Sulteng

PAN Resmi Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Nasional
Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada 'Back Up', Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada "Back Up", Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com