Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Populi Center: Kepemimpinan Jokowi Diapresiasi, tetapi Kinerja Kurang Memuaskan

Kompas.com - 10/02/2015, 08:55 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga survei Populi Center menyatakan, kepemimpinan Presiden Joko Widodo masih diapresiasi masyarakat. Namun, pada aspek kinerja, masyarakat menyatakan tak puas.

Peneliti Populi Center Nico Harjanto mengungkapkan, hal itu tergambar dari survei yang dilakukan lembaganya medio 16-22 Januari 2015 terhadap 1200 responden di 34 provinsi.

"Dari skala 1 (sangat tidak puas) sampai 10 (sangat puas), 70,1 persen masih puas dan mengapresiasi kepemimpinan Presiden Jokowi dengan memberikan nilai 6 hingga 10," ujar Nico melalui siaran pers, Senin (9/2/2015).

Ia menyebutkan, dari skala tersebut, responden paling banyak memilih skala 7, yakni sebesar 27,2 persen diikuti skala 8 sebesar 17,1 persen.

"Mereka mengapresiasi kepemimpinan Jokowi yang merakyat, sederhana dan menunjukkan ketegasan di beberapa isu, seperti eksekusi mati terpidana narkoba atau pemberantasan mafia ikan dan penenggelaman perahu asing," lanjut Nico.

Kurang puas terhadap kinerja

Namun, jika beralih pada indikator kinerja Presiden, tingkat kepuasan responden turun menjadi 57,9 persen. Sebaliknya, responden yang tidak puas dan sangat tidak puas sebesar 34,8 persen. Sementara, jumlah responden yang menyatakan puas dan sangat puas terhadap kinerja wakil presiden Jusuf Kalla sebesar 48,1 persen.

Nico mengindikasikan, adanya kesenjangan antara kepemimpinan dan kinerja. Hal itu disebabkan karena kurang efektifnya kinerja di sektor tertentu, secara khusus pada saat survei dilaksanakan. Ia menduga, tingkat kepuasan terhadap kinerja presiden turun terkait kisruh Polri versus Komisi Pemberantasan Korupsi.

Siapa saja publik yang tidak puas

Dilihat dari tingkat pendidikan, pernyataan tak puas lebih banyak diungkapkan responden dengan latar belakang pendidikan tamatan Strata 1 atau lebih tinggi, yakni 49,4 persen. Ada pun, di jenjang yang sama, hanya 44,3 persen responden yang menyatakan puas. Sementara, jenjang pendidikan lain, yakni SD, SLTP, SLTA, sebagian besar menyatakan puas.

Jika dilihat dari provinsi besar di Indonesia, pernyataan tidak puas lebih banyak disampaikan responden yang berdomisili di Sumatera Selatan yakni sebesar 62 persen. Sementara, di peringkat kedua dan ketiga, yakni Sumatera Utara dengan 58,3 persen dan Banten 48 persen.

Sementara, responden di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Tengah, sebagian besar menyatakan puas.

"Tapi jika dilihat dari jenis pekerjaan, rata-rata mereka puas atas kepemimpinan dan kinerja presiden. PNS misalnya, 50 persen puas, sementara yang tidak puas hanya 44,8 persen. Petani misalnya, 54,1 persen merasa puas dan hanya 34,8 persen yang tidak puas," ujar Nico.

Begitu juga dengan buruh dan petani. Sebanyak 59,6 persen buruh menyatakan puas, sementara 30,3 persen menyatakan tidak puas. Ada pun sebanyak 63,6 persen petani menyatakan puas, sementara 25,5 persen lainnya menyatakan sebaliknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com