Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompolnas Buka Peluang Libatkan KPK dan PPATK untuk Usulkan Calon Baru Kapolri

Kompas.com - 30/01/2015, 19:46 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisioner Komisi Kepolisian Nasional Safriyadi mempertimbangkan nama calon baru kepala Polri akan melalui penyaringan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

"Kan yang sebelumnya karena memang tidak ada ketentuannya untuk ke KPK dan PPATK, dipermasalahkan. Kalau nanti pertimbangan harus melalui KPK dan PPATK, ya kami jalankan," ujar Safriyadi kepada Kompas.com, Jumat (30/1/2015).

Kendati demikian, Safriyadi meminta KPK dan PPATK tidak arogan jika dimintai informasi soal nama-nama calon baru yang diajukan Kompolnas. Berdasarkan pengalaman yang sebelumnya, kata Safriyadi, KPK dan PPATK tidak pernah menjawab surat Kompolnas ketika dimintai saran soal calon-calon kapolri.

"Walaupun berdasarkan pengalaman lalu KPK dan PPATK sama sekali tidak menjawab surat kami, kali ini kami akan tetap mencoba saja ke sana," kata dia.

Soal siapa saja nama-nama calon yang bakal diajukan, Safriyadi mengisyaratkan tak jauh berbeda dari nama-nama yang pernah diusulkan ke presiden beberapa waktu lalu. Hanya saja, ada beberapa nama yang muncul karena jabatannya telah layak dan pantas sebagai calon pimpinan korps Bhayangkara.

Jokowi telah menunda pelantikan Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai kepala Polri sambil menunggu proses hukum yang berjalan di KPK. Saat ini, Budi tengah mengajukan gugatan praperadilan dan sedang diproses di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengatakan, ada wacana penggantian calon kepala Polri setelah Budi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penerimaan gratifikasi. Wacana penggantian calon kapolri telah disampaikan oleh Kompolnas kepada Presiden Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo Soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com