Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayar Tunai Pakai Emas dan Dollar AS, Pimpinan Ponpes Krapyak Bantah Beli Tanah Pakai Uang Anas

Kompas.com - 29/08/2014, 01:27 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pimpinan Pondok Pesantren Krapyak, Attabik Ali, membantah disebut membeli dua bidang lahan di Mantrijeron, Yogyakarta, memakai uang pemberian menantunya, mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum.

Attabik mengatakan bahwa lahan senilai Rp 15 miliar itu dia beli sendiri dengan uang yang dikumpulkannya sendiri. "Tanah itu sudah lama kami ingin beli tapi uangnya belum ngumpul. Setelah uangnya ngumpul, yang punya tidak tahu siapa, sehingga suatu saat ditawari, kemudian tanah itu (dibeli)" kata Attabik, Kamis (28/8/2014).

Bersaksi untuk Anas yang menjadi terdakwa kasus dugaan korupsi Hambalang dengan terdakwa Anas di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Attabik mengatakan, dua lahan di Mantrijeron itu dia bayar dengan empat barang. Keempat barang itu adalah pertukaran tanah, 20 batang emas dengan berat masing-masing 100 gram, uang rupiah, dan uang dollar AS.

Pembayaran uang, kata Attabik, dilakukan dalam tiga kali. Pada 15 Juni 2011, sebut dia, berupa 184 dollar AS dan Rp 5,4 juta. Pada 14 Juni 2011 sebesar 1.190.100 dollar AS, dan kemudian dengan uang 290.000 dollar AS dan emas batangan 2000 gram pada 14 Agustus 2014.

Pembelian tanah dengan uang dollar AS dalam jumlah besar ini mengundang pertanyaan majelis hakim maupun tim jaksa penuntut umum KPK. Attabik lalu menjelaskan bahwa dia lebih senang bertransaksi tunai karena trauma dengan bank.

"Hubungan dengan bank saya batasi pada urusan yang kecil-kecil saja, di bawah ratusan juta. Kenapa,  karena sekitar tahun 1967 pernah uang saya, saya masukan semua ke bank, tiba-tiba bank itu tidak bayar, jatuh miskin saya. Bank Kosgoro namanya," tutur Attabik.

Attabik mengaku mendapatkan dollar AS dalam jumlah besar lewat transaksi penukaran. Dia membantah kesaksian pemilik lahan sebelumnya, Etty Mulyaningsih, yang dalam persidangan sebelumnya mengaku keberatan dibayar dalam rupa sejumlah besar uang dollar AS.

Etty dalam kesaksian itu meminta Attabik menukarkan terlebih dahulu uang dollar untuk pembayaran lahannya itu. "Kalau (Etty) keberatan, tidak terjadi jual beli. (Saya) tidak merasa dia (penjual) keberatan," tepis Attabik.

Selain lahan di Yogyakarta itu, Attabik juga membeli lahan di Jalan Selat Makassar, Duren Sawit, Jakarta dengan harga sekitar Rp 690 juta. Pembayaran lahan tersebut dilakukan dengan uang tunai juga.

Menurut Attabik, dia menghabiskan dana hingga Rp 1 miliar untuk pembelian lahan dan pembangunan rumah di Duren Sawit itu. "Tidak hanya 690 juta, tapi Rp 1 miliar saya kasih sekalian (ke keluarga Anas) untuk bangun (rumah)," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com