Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM Nilai DPKTb Jamin Hak Warga untuk Memilih

Kompas.com - 15/08/2014, 20:14 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai ikut menanggapi dalil hukum tim kuasa hukum Prabowo Subianto-Hatta Rajasa mengenai daftar pemilih khusus tambahan (DPKTb) yang dianggap melanggar aturan pemilihan umum. Menurut Natalius, pendapat tim hukum Prabowo-Hatta keliru karena DPKTb terbukti menjamin semua warga negara Indonesia memberikan hak pilihnya.

Natalius menjelaskan, DPKTb merupakan upaya memperlebar akses pada warga negara yang tidak masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT). Pelebaran akses itu juga merupakan salah satu permintaan Komnas HAM pada penyelenggara pemilu.

"Untuk memenuhi hak konstitusional warga negara dalam memilih atau right to vote," kata Natalius, dalam pernyataan tertulis, Jumat (15/8/2014).

Natalius melanjutkan, DPKTb juga bermanfaat karena terbukti mengakomodir kelompok masyarakat di posisi yang terbatas. Misalnya seperti penyandang disabilitas, pasien di rumah sakit, para tahanan kepolisian, warga yang sedang dalam perjalanan, warga lanjut usia dan lainnya.

Permintaan Komnas HAM tersebut, kata Natalius, merupakan salah satu bentuk pengawasan pada hak pelaksanaan pemilu berlandaskan instrumen hukum HAM nasional dan internasional. Komnas HAM juga ia sebut telah melakukan koordinasi terkait DPKTb dengan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu).

"DPKTb tidak bisa dijadikan dalil atau alasan manipulasi sistemik. Oleh karena itu kami minta MK menolak dalil tersebut karena DPKTb sah secara hukum," ujarnya.

Untuk diketahui, DPKTb merupakan satu masalah yang banyak diungkapkan oleh tim kuasa hukum Prabowo-Hatta. Sejumlah saksi fakta Prabowo-Hatta membeberkan DPKTb di beberapa wilayah yang dianggap bermasalah. Selain itu, saksi ahli yang dihadirkan tim hukum Prabowo-Hatta juga memberikan pendapatnya tentang DPKTb yang dinilai inkonstitusional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Sindir Bobby, PDI-P: Ada yang Gabung Partai karena Idealisme, Ada karena Kepentingan Praktis Kekuasaan

Nasional
Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik 'Cicak Vs Buaya Jilid 2'

Eks Kakorlantas Polri Djoko Susilo Ajukan PK Lagi, Kilas Balik "Cicak Vs Buaya Jilid 2"

Nasional
JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

JK Singgung IKN, Proyek Tiba-tiba yang Tak Ada di Janji Kampanye Jokowi

Nasional
Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Soal Peluang Ahok Maju Pilkada DKI atau Sumut, Sekjen PDI-P: Belum Dibahas, tetapi Kepemimpinannya Diakui

Nasional
Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Dukung Jokowi Gabung Parpol, Projo: Terlalu Muda untuk Pensiun ...

Nasional
PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

PT Telkom Sebut Dugaan Korupsi yang Diusut KPK Berawal dari Audit Internal Perusahaan

Nasional
Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Solusi Wapres Atasi Kuliah Mahal: Ditanggung Pemerintah, Mahasiswa dan Kampus

Nasional
Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Ketua KPU Bantah Dugaan Asusila dengan Anggota PPLN

Nasional
Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Soal Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, Sekjen PDI-P: DPP Dengarkan Harapan Rakyat

Nasional
DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

DPR Pastikan Hasil Pertemuan Parlemen di WWF Ke-10 Akan Disampaikan ke IPU

Nasional
Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Komisi II Pertimbangkan Bentuk Panja untuk Evaluasi Gaya Hidup dan Dugaan Asusila di KPU

Nasional
Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Djoko Susilo PK Lagi, Ketua KPK Singgung Kepastian Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com