JAKARTA, KOMPAS.com — Tim transisi Joko Widodo-Jusuf Kalla mengatakan bahwa Jokowi tidak hanya melakukan blusukan di lapangan, tetapi juga melalui media virtual dengan memanfaatkan teknologi informasi. Blusukan virtual di jagat maya itu dilakukan sebelum dilakukannya blusukan langsung secara tematik.
Deputi Tim Transisi Jokowi-JK, Hasto Kristiyanto, mengatakan, blusukan virtual terinspirasi dari banyaknya informasi yang bergulir di media sosial dan media online. Dengan begitu, ia berharap Jokowi akan mudah menemukan sumber masalah sebelum ditinjau secara langsung (baca: Tim Transisi Jokowi-JK Ajak Pegiat Medsos Bantu Pemerintahan Jokowi-JK).
"Ini media management, mengintegrasikan 330 media online. Di situ kita bisa tahu isu yang menggambarkan suara publik. Blusukan virtual, setelah itu baru kita blusukan tematik," kata Hasto di Kantor Transisi, Jakarta Pusat, Kamis (7/8/2014).
Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan itu melanjutkan, blusukan virtual telah diuji coba oleh tim transisi. Percobaan dilakukan di sektor pendidikan dan fokus mencari tahu daerah dengan angka anak putus sekolah paling tinggi pada 2013.
"Dari blusukan virtual, akhirnya kita tahu kalau angka putus sekolah tertinggi ada di Depok. Di tahun 2013, jumlahnya ada 7.000 anak," ujarnya.
Adapun blusukan tematik dilakukan dengan cara berkunjung langsung ke lapangan. Namun, blusukan ini berbeda dari blusukan dari kampung ke kampung yang telah dilakukan Gubernur DKI Jakarta tersebut. Blusukan tematik lebih fokus pada masalah yang akan diselesaikan. Misalnya, ketika Jokowi ingin menyelesaikan masalah jalan yang rusak, waktu blusukan dihabiskan untuk mengamati wilayah yang jalannya rusak. Dari kegiatan itu diharapkan didapat kesimpulan mengenai penyebab, implikasi, dan cara menyelesaikannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.