Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usut "Obor Rakyat", Polri Tak Terpengaruh Status Setyardi Orang Dalam Istana

Kompas.com - 17/06/2014, 11:33 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Kepala Polri Jenderal (Pol) Sutarman menegaskan, pihaknya tidak akan memberikan perlakuan khusus kepada Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setyardi Budiono, yang dilaporkan oleh tim sukses pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan sangkaan menyebarkan fitnah. Setyardi merupakan asisten staf khusus presiden, Velix Wanggai.

"Nggak akan ada kendala (memeriksa Setyardi). Siapa pun harus sama di depan hukum," ujar Sutarman di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (17/6/2014).

Sutarman mengatakan, setelah menerima laporan dari pihak Jokowi-JK, penyelidik akan segera memanggil pelapor. Setelah itu, penyelidik akan memanggil sejumlah saksi yang dibutuhkan.

Menurut Sutarman, jika ditemukan tindak pidana, pihaknya akan menerapkan pasal-pasal dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pemilu, dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

UU Pers, sebut Sutarman, digunakan untuk menerapkan sanksi terhadap pelaku lantaran telah menerbitkan tabloid tanpa izin. Sementara itu, UU Pemilu, lanjut Sutarman, digunakan jika ada pelanggaran pemilu dalam berita-berita yang dimuat dalam Obor Rakyat.

Sementara itu, KUHP untuk menindaklanjuti aduan kubu Jokowi-JK yang melaporkan Setyardi dan Darmawan Sepriyossa terkait sangkaan fitnah dan pencemaran nama baik.

Sutarman mengaku terbantu dengan munculnya pengakuan dari Setyardi dan Darmawan ke media massa. Oleh karena itu, dia menjelaskan, aparat kepolisan tinggal mencari pasal-pasal yang dilanggar Setyardi dan Darmawan.

Selain mengusut keterlibatan Setyardi dan Darmawan, Sutarman mengatakan, kepolisian juga akan membuka aktor intelektual di balik pendanaan tabloid.

"Semuanya. Siapa yang terlibat di dalamnya akan kami selidiki, tapi dasarnya alat bukti dan pemeriksaan saksi," pungkas mantan Kabareskrim Polri itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

WWF 2024 Jadi Komitmen dan Aksi Nyata Pertamina Kelola Keberlangsungan Air

Nasional
Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Menhub Targetkan Bandara VVIP IKN Beroperasi 1 Agustus 2024

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Sempat Ditangani Psikolog saat Sidang

Nasional
Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Polri: Kepolisian Thailand Akan Proses TPPU Istri Fredy Pratama

Nasional
Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polri dan Kepolisian Thailand Sepakat Buru Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Lewat Ajudannya, SYL Minta Anak Buahnya di Kementan Sediakan Mobil Negara Dipakai Cucunya

Nasional
KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

KPK Duga Eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin Terima Fasilitas di Rutan Usai Bayar Pungli

Nasional
Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Desta Batal Hadir Sidang Perdana Dugaan Asusila Ketua KPU

Nasional
Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Soal Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura, Kemenkes Sebut Skrining Ketat Tak Dilakukan Sementara Ini

Nasional
DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

DKPP Akan Panggil Sekjen KPU soal Hasyim Asy'ari Pakai Fasilitas Jabatan untuk Goda PPLN

Nasional
Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Menhub Usul Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masuk PSN

Nasional
SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

SYL Diduga Minta Uang ke Para Pegawai Kementan untuk Bayar THR Sopir hingga ART

Nasional
Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Delegasi DPR RI Kunjungi Swedia Terkait Program Makan Siang Gratis

Nasional
Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Hari Ke-11 Penerbangan Haji Indonesia, 7.2481 Jemaah Tiba di Madinah, 8 Wafat

Nasional
Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Ketua KPU Protes Aduan Asusila Jadi Konsumsi Publik, Ungkit Konsekuensi Hukum

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com