JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta, Ubedilah Badrun, menilai, kemunculan dua calon presiden, Prabowo Subianto dan Joko Widodo, pada Pilpres 2014 mendatang sebagai antitesis dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Selama ini, ia mengatakan, masyarakat merindukan sosok pemimpin yang mampu mengayomi dan memiliki kepedulian lebih terhadap masyarakat. Pemimpin itu juga harus mampu mengerti apa yang diinginkan masyarakat bawah.
"Ketika keluar sosok blusukan yang dilakukan Jokowi, kerinduan masyarakat akan sosok pemimpin yang merakyat itu berada pada dirinya," kata Ubedilah saat diskusi di UNJ, Jakarta, Rabu (11/6/2014).
Di sisi lain, ia menambahkan, masyarakat juga memerlukan sosok pemimpin yang tegas dan mampu mengambil keputusan cepat untuk mengatasi persoalan di masyarakat yang sifatnya mendesak.
"SBY dikenal sebagai presiden yang lamban dalam mengambil keputusan. Ketika Prabowo keluar, sosok yang tegas dan cepat mengambil keputusan itu hadir," ujarnya.
Namun, ia menyayangkan jumlah capres berkualitas yang bertarung pada pemilu kali ini hanya dua orang. Seharusnya, dari 235 juta penduduk, Indonesia mestinya mampu mencetak capres dan cawapres yang lebih banyak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.