Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pantun Koalisi dari Tifatul untuk SBY

Kompas.com - 04/05/2014, 06:42 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring dikenal gemar melontarkan pantun yang membuat banyak orang tertawa saat berbicara di depan umum.

Pantun berbau politis yang dibuatnya secara spontan saat memberikan sambutan di sebuah acara peluncuran identitas baru stasiun televisi swasta, Sabtu (3/5/2014) malam, pun mampu membuat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terpingkal mendengarnya.

Mulainya, Tifatul didaulat memberikan sambutan soal kemajuan perkembangan teknologi pertelevisian di Indonesia. Tak lupa, politisi Partai Keadilan Sejahtera itu secara panjang lebar menjabarkan capaian pemerintahan di bawah kepemimpinan SBY-Boediono di bidang teknologi informasi atau information technology (IT).

Beberapa hal yang disorotnya yakni program desa berdering, penetrasi internet ke desa melalui program PLIK/MPLIK (Mobil Pusat Layanan Internet Kecamatan), bisnis IT mencapai Rp 400 triliun, efektivitas pemblokiran konten negatif di internet yang mencapai 1 juta situs, dan jumlah ponsel yang beredar mencapai 250 juta. Indikator-indikator itu diklaim Tifatul bagaimana pesatnya kemajuan masyarakat Indonesia di bidang IT.

"Kemajuan di bidang IT adalah salah satu dalam program MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia) dalam bidang connectivity," ucap Tifatul.

Menutup sambutannya, Tifatul pun tak lupa memberikan dua buah pantun. Lucunya, pantun ini bernuansa "politis" dan jauh sekali di luar konteks sambutan Tifatul sebelumnya.

"Semangka muda dicicip kelinci. Semoga kita berkoalisi lagi."

Pantun Tifatul yang adalah salah satu kader Partai Keadilan Sejahtera ini sontak membuat penonton yang hadir tertawa. Tak terkecuali dengan Presiden SBY yang tertawa lepas. Di samping SBY, Ibu Negara Ani Yudhoyono pun tak kuasa menahan tawanya. Dia juga menyikut Presiden dan tertawa geli melihat ulah Tifatul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Menag Cek Persiapan Dapur dan Hotel di Madinah untuk Jemaah Indonesia

Nasional
 Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Melalui Platform SIMPHONI, Kemenkominfo Gencarkan Pembinaan Pegawai dengan Pola Kolaboratif

Nasional
PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

PPP Anggap Wacana Tambah Menteri Sah-sah Saja, tapi Harus Revisi UU

Nasional
Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Eks KSAU Ungkap 3 Tantangan Terkait Sistem Pertahanan Udara Indonesia

Nasional
Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Mayoritas Provinsi Minim Cagub Independen, Pakar: Syaratnya Cukup Berat

Nasional
Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Soal Gagasan Penambahan Kementerian, 3 Kementerian Koordinator Disebut Cukup

Nasional
 Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Belum Diatur Konstitusi, Wilayah Kedaulatan Udara Indonesia Dinilai Masih Lemah,

Nasional
PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

PAN Setia Beri Dukungan Selama 15 Tahun, Prabowo: Kesetiaan Dibalas dengan Kesetiaan

Nasional
PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

PAN Setia Dukung Prabowo Selama 15 Tahun, Zulhas: Ada Kesamaan Visi dan Cita-cita

Nasional
Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Koalisi Vs Oposisi: Mana Cara Sehat Berdemokrasi?

Nasional
Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Pansel Capim KPK Diminta Tak Buat Kuota Pimpinan KPK Harus Ada Unsur Kejaksaan atau Kepolisian

Nasional
Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Berkaca dari Kasus Firli, Pansel Capim KPK Diminta Lebih Dengarkan Masukan Masyarakat

Nasional
Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Sidang Kasus SYL Menguak Status Opini WTP BPK Masih Diperjualbelikan

Nasional
Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Kemenag Sepakat Proses Hukum Penggerudukan Ibadah di Indekos Dilanjutkan

Nasional
Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Soal Komposisi Pansel Capim KPK, Pukat UGM: Realitanya Presiden Amankan Kepentingan Justru Mulai dari Panselnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com