Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Sibuk Urus Istri Jadi Caleg, Suharso Klaim "Blusukan" untuk PPP

Kompas.com - 16/04/2014, 21:40 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa mengatakan, ia telah bekerja keras mengampanyekan partainya dengan cara blusukan ke wilayah pedalaman. Ia tidak terima dipecat dari PPP dengan alasan terlalu sibuk mengurus istrinya yang maju sebagai calon legislatif dari partai tersebut.

Hari ini Ketua Umum PPP Suryadharma Ali mengeluarkan surat pemecatan terhadap Suharso dan pimpinan wilayah PPP lain, yakni Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Jawa Barat Rachmat Yasin, Ketua DPW Jawa Timur Musyaffa Noer, Ketua DPW Sumatera Utara Fadli Nursal, Ketua DPW Sulawesi Selatan Amir Uskara, dan Sekretaris DPW Kalimantan Tengah Awaludin Noor. Tak hanya dipecat dari jabatannya, mereka juga dipecat sebagai kader PPP.

Wakil Sekretaris Jenderal PPP Syaifullah Tamliha menyebutkan bahwa alasan pemecatan terhadap para politikus PPP itu karena mereka dianggap berniat menggulingkan Suryadharma. Tamliha juga mengatakan bahwa Suharso dipecat karena tidak bekerja untuk partai dan lebih sibuk mengurus istrinya yang maju sebagai caleg.

Suharso mengatakan, selama pelaksanaan pemilu legislatif, ia sudah berkeliling ke Indonesia untuk berkampanye bagi PPP. Suharso mengaku dirinya memang tidak pernah menggembar-gemborkan aksinya untuk partai. Dia juga tidak pernah berkampanye bersama Suryadharma.

"Saya enggak kampanye sama Ketua Umum karena, menurut saya, yang sudah didatangi Ketum, ya sudah. Saya bantu dengan cara lain. Saya datang ke pelosok-pelosok, naik kereta api, keliling Jawa, saya masuk ke pedalaman Kalimantan. Apa Tamliha itu tahu? Dia itu tidak tahu apa-apa tentang yang saya kerjakan selama ini," kata Suharso dengan nada tinggi.

Pemecatan terhadap Suharso dan sejumlah pengurus PPP lain dilatarbelakangi polemik internal PPP setelah Suryadharma hadir dalam kampanye Partai Gerindra di Gelora Bung Karno, Senayan, Minggu (23/3/2014). Tak hanya hadir, Suryadharma juga berorasi dan menyatakan dukungannya untuk Prabowo Subianto.

Suharso adalah orang pertama yang menyerukan bahwa tindakan Suryadharma melanggar konstitusi partai dan surat edarannya sendiri untuk tidak berkampanye bagi partai lain. Selain itu, Suryadharma juga tidak menaati hasil Musyawarah Kerja Nasional II PPP di Bandung pada Februari 2014, di mana ada kesepakatan delapan bakal capres yang akan diusung partai ini. Bakal capres sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Prabowo Subianto, tidak masuk dalam daftar tersebut.

Setelah manuver Suryadharma itu, sebanyak 27 DPW yang dikomandoi Wakil Ketua Umum Emron Pangkapi meminta agar Suryadharma diberi sanksi pemberhentian dari jabatannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Polisi Temukan Bahan Peledak Saat Tangkap Terduga Teroris di Karawang

Nasional
Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Polisi Tangkap Satu Terduga Teroris Pendukung ISIS dalam Penggerebekan di Karawang

Nasional
BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

BPIP: Kristianie Paskibraka Terbaik Maluku Dicoret karena Tak Lolos Syarat Kesehatan

Nasional
Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Sekjen Tegaskan Anies Tetap Harus Ikuti Aturan Main meski Didukung PKB Jakarta Jadi Cagub

Nasional
PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

PKB Tak Resisten Jika Anies dan Kaesang Bersatu di Pilkada Jakarta

Nasional
Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Ditanya Soal Berpasangan dengan Kaesang, Anies: Lebih Penting Bahas Kampung Bayam

Nasional
Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Ashabul Kahfi dan Arteria Dahlan Lakukan Klarifikasi Terkait Isu Penangkapan oleh Askar Saudi

Nasional
Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Timwas Haji DPR Ingin Imigrasi Perketat Pengawasan untuk Cegah Visa Haji Ilegal

Nasional
Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Selain Faktor Kemanusian, Fahira Idris Sebut Pancasila Jadi Dasar Dukungan Indonesia untuk Palestina

Nasional
Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Kritik Pengalihan Tambahan Kuota Haji Reguler ke ONH Plus, Timwas Haji DPR: Apa Dasar Hukumnya?

Nasional
Pelaku Judi 'Online' Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Pelaku Judi "Online" Dinilai Bisa Aji Mumpung jika Dapat Bansos

Nasional
Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Kemenag: Pemberangkatan Selesai, 553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah

Nasional
Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya 'Gimmick' PSI, Risikonya Besar

Pengamat Sebut Wacana Anies-Kaesang Hanya "Gimmick" PSI, Risikonya Besar

Nasional
Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Jelang Idul Adha 2024, Pertamina Patra Niaga Sigap Tambah Solar dan LPG 3 Kg

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com