Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wasekjen Demokrat: Anas Hadapi Saja Proses Hukum, Kami Hadapi Proses Politik

Kompas.com - 24/03/2014, 12:44 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat Ramadhan Pohan membantah semua tuduhan yang disampaikan Anas Urbaningrum terhadap Susilo Bambang Yudhoyono dan partainya.

Ramadhan membantah soal tudingan Anas bahwa SBY membagi-bagikan uang kepada tim suksesnya seusai Pemilu 2009. Dia juga membantah dana yang digunakan oleh Partai Demokrat pada Pemilu 2009 itu berasal dari dana talanganBank Century.

"Berdasarkan pengalaman saya, Pak SBY tidak seperti itu. Saya juga enggak tahu tentang hal tersebut, dan kalau masalah hukum, ya hukum, saya enggak mengerti," kata Ramadhan saat dihubungi, Senin (24/3/2014).

Dia menegaskan, saat ini Anas telah menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang berarti bahwa Anas sedang terjerat kasus hukum. Oleh karena itu, dia meminta Anas untuk tidak ikut campur terhadap urusan politik Partai Demokrat.

"Jadi, Anas hadapi saja proses hukum, kami hadapi proses politik. Soal hukum biar diselesaikan hukumlah, kan tidak bisa dicampuradukkan," ujar dia.

Menurut Ramadhan, jika maksud Anas mengeluarkan pernyataan itu bertujuan untuk mengganggu Partai Demokrat pada Pemilu 2014, ia yakin partainya tidak akan terganggu sedikit pun. Partai Demokrat, kata dia, akan tetap fokus pada upaya pemenangan pemilu legislatif.

Melalui pengacaranya, Firman Wijaya, Anas mengaku punya data yang menunjukkan bahwa ada dana kampanye Partai Demokrat pada Pemilu 2009 yang berasal dari Bank Century. "Data-datanya kita ada," kata Firman di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (21/3/2014) pekan lalu.

Tak hanya itu, Firman juga mengatakan bahwa Toyota Harrier milik Anas—yang dipermasalahkan KPK—dibeli dengan uang muka dari SBY. Menurut Firman, SBY memberikan uang muka Harrier sebagai tanda terima kasih kepada Anas karena telah berjuang dalam Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2009 yang memenangkan SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com