Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/12/2013, 18:30 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mempertanyakan kualitas Rhoma Irama yang mengklaim siap maju sebagai calon presiden. Menurutnya, Rhoma cukup populer sebagai musisi, sebagai negarawan. Pria yang akrab disapa Romy ini menuturkan, dasar seseorang menjadi calon presiden sangat multidimensi. Selain populer, tetapi juga harus memiliki integritas dan kapasitas yang jelas.

"Bang Haji (Rhoma) memiliki popularitas dan integritas, tetapi kapasitas kenegaraan beliau ini yang masih harus kita kompetensikan dengan yang lain," kata Romy di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (5/12/2013).

Romy sadar jika Rhoma memiliki hak maju sebagai calon presiden. Akan tetapi ia ragu publik akan menerima Rhoma saat tampil sebagai calon pemimpin bangsa karena citra yang melekat dalam diri Rhoma adalah sebagai pedangdut.

Ketua Komisi IV DPR itu mengklaim, popularitas Rhoma jika maju sebagai calon presiden masih tertinggal jauh dari Ketua Umum PPP Suryadharma Ali. Rhoma sendiri kini masih tercatat sebagai kader PPP dan diwacanakan maju sebagai calon presiden dari PKB.

"Masyarakat bisa menilai, kemampuannya sebagai calon presiden, atau sebagai penyanyi dangdut. Misalnya Ariel, semua orang Indonesia tahu, tapi apakah akan mencalonkan Ariel sebagai calon presiden?" ungkapnya.

Seperti diketahui, Rhoma seringkali menyatakan dirinya sebagai calon presiden PKB yang sah. Di sisi lain, internal PKB masih membantahnya. Saat ini Rhoma terus bersaing dengan tokoh lain yang digadang akan menjadi calon presiden dari PKB. Yaitu mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.

PKB akan memutuskan calon presiden yang akan diusungnya setelah hasil pemilihan legislatif diketahui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com