Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Jokowi, Oligarki Parpol Harus Dipecahkan

Kompas.com - 01/12/2013, 17:38 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Philips J Vermonte menilai, fenomena Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi yang selalu memenangi berbagai survei calon presiden merupakan fenomena retaknya oligarki partai politik. Hal tersebut disampaikan Philips saat merilis hasil survei CSIS yang menunjukkan elektabilitas Jokowi menang telak dengan angka 34,7 persen.

"Survei ini menunjukkan telah retaknya oligarki partai-partai politik yang selama ini mereka anut," kata Philips di Jakarta, Minggu (1/12/2013).

Philips mengatakan, Jokowi bukanlah bagian dari oligarki politik PDI Perjuangan. Jokowi tak punya posisi ataupun jabatan penting di dalam oligarki PDI-P.

"Jokowi bukan pemilik, bukan ketua umum, juga bukan bendahara umum. Jokowi bukan siapa-siapa di PDI-P," kata Philips.

Namun, dengan posisinya yang tidak strategis tersebut, kata dia, Jokowi berhasil menggebrak menjadi capres yang diidolakan masyarakat. Jokowi selalu memenangi survei capres melawan tokoh-tokoh yang memiliki jabatan penting di parpol, mulai dari ketua umum hingga pemilik partai.

"Jokowi bisa mengalahkan tokoh yang berada di pusat oligarki partainya seperti Prabowo (pendiri, Ketua Dewan Pembina Gerindra), Megawati (Ketum PDIP), Wiranto (pendiri, Ketum Hanura)," ujar dia.

Oleh karena itu, lanjut Philips, sangat egois dan tak adil, jika Jokowi yang sudah diinginkan rakyat, namun tidak dicapreskan oleh PDI-P. Menurutnya, terdapat sistem yang salah apabila masyarakat bisa memilih secara bebas dan demokratis dalam pemilu, namun parpol hanya berkutat dalam sistem oligarki ketika memilih capres.

Selain Jokowi, menurutnya, tanda-tanda retaknya oligarki elit partai juga terlihat dalam Konvensi Capres Partai Demokrat. Konvensi tersebut, walaupun sedikit, namun telah memberi ruang bagi kemunculan tokoh di luar elit Demokrat.

Philips berharap, kedepan keretakan oligarki politik harus terus didorong hingga benar-benar pecah. Dengan begitu, parpol tidak lagi hanya terpaku dengan tokoh elit yang ada dalam oligarki mereka. Elit parpol bakal mencari tokoh-tokoh alternatif yang didukung oleh arus bawah seperti Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Pengusaha Hendry Lie Jadi Tersangka Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com