Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Komisi II DPR Besuk Tersangka Korupsi MK

Kompas.com - 28/10/2013, 11:53 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Agun Gunandjar mengunjungi anggota DPR nonaktif, Chairun Nisa yang ditahan di Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (28/10/2013). Chairun Nisa merupakan tersangka kasus dugaan suap sengketa pemilihan kepala daerah Gunung Mas.

“Kita mau menjenguk Ibu Nisa,” kata Agun di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta.

Menurut Agun, kedatangannya kali ini bukan dalam rangka mewakili partainya, Partai Golkar. Agun mengunjungi Chairun Nisa sebagai sahabat yang lebih dari lima tahun bekerja satu tim.

“Saya sebagai teman, baik Bu Nisa, pernah selama lebih dari lima tahun satu tim bekerja, keseluruhan republik membawa materi sosialisasi empat pilar ke berbagai pulau,” tutur Agun kemudian.

TRIBUNNEWS/DANY PERMANA Anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar, Chairun Nisa meninggalkan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi seusai menjalani pemeriksaan, Kamis (3/10/2013). Ia tertangkap tangan bersama Ketua MK Akil Mochtar terlibat dalam kasus dugaan suap sengketa Pilkada Kabupaten Lebak, Banten dan Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

Politikus Partai Golkar ini pun menyampaikan penilaiannya mengenai sosok Chairun Nisa. Menurut Agun, Chairun Nisa yang dikenalnya adalah seorang wanita yang baik dan jujur. Olehkarena itulah, Agun merasa terpanggil untuk menjenguk Chairun Nisa dan memberikan dukungan moral kepadanya.

“Kali ini saya terpanggil untuk menengok setidaknya saya mendoakan mudah-mudahan dia bisa tabah menjalani proses hukum untuk mempertanggung jawabkan segala perbuatannya, saya mendoakan,” katanya.

Kendati berteman baik, Agun mengaku tidak tahu kalau Chairun Nisa membantu bupati Gunung Mas Hambit Bintih dan pengusaha Cornelis Nalau untuk menyuap Ketua Mahmakah Konstitusi nonaktif, Akil Mochtar. Baik Hambit, Cornelis, maupun Akil, juga ditetapkan KPK sebagai tersangka dalam kasus yang sama dengan Chairun Nisa.

“Saya tidak tahu karena saya enggak pernah bersama-sama itu,” ucap Agun.

Dia juga mengaku tidak tahu alasan Chairun Nisa membantu Hambit yang merupakan politikus PDI-Perjuangan itu. Agun pun menepis anggapan kalau Partai Golkar tidak memberikan bantuan hukum kepada Nisa mengingat dia telah membantu calon bupati dari partai lain. Menurut Agun, mekanisme partai sudah berjalan seperti yang seharusnya.

Dalam kasus ini, Chairun Nisa diduga menjadi perantara antara Akil dengan Hambit dan Cornelis. Dia disangka bersama-sama Akil menerima suap dari dua orang tersebut. Ada pun Hambit masih menjadi calon bupati Gunung Mas ketika uang suap itu diduga diberikan.

Diduga, uang Rp 3 miliar diberikan kepada Akil agar Hambit yang tengah berperkara di MK dimenanngkan. Kini, Hambit resmi menjabat bupati Gunung Mas setelah MK menolak gugatan dua pasangan calon lainnya yang meminta penetapan Hambit sebagai bupati dibatalkan.’

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Waisak 2024, Puan Ajak Masyarakat Tebar Kebajikan dan Pererat Kerukunan

Nasional
Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Jokowi Ucapkan Selamat Hari Raya Waisak, Harap Kedamaian Selalu Menyertai

Nasional
Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Kementerian KKP Bantu Pembudidaya Terdampak Banjir Bandang di Sumbar

Nasional
Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Jokowi Bakal Jadi Penasihatnya di Pemerintahan, Prabowo: Sangat Menguntungkan Bangsa

Nasional
Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Soal Jatah Menteri Demokrat, AHY: Kami Pilih Tak Berikan Beban ke Pak Prabowo

Nasional
Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Prabowo: Saya Setiap Saat Siap untuk Komunikasi dengan Megawati

Nasional
Tak Setuju Istilah 'Presidential Club', Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Tak Setuju Istilah "Presidential Club", Prabowo: Enggak Usah Bikin Klub, Minum Kopi Saja

Nasional
1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

1.168 Narapidana Buddha Terima Remisi Khusus Waisak 2024

Nasional
Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Menteri AHY Usulkan Pembentukan Badan Air Nasional pada WWF 2024

Nasional
Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Hormati jika PDI-P Pilih di Luar Pemerintahan, Prabowo: Kita Tetap Bersahabat

Nasional
Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com