Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut KPK, DPR Lemah Awasi Polri

Kompas.com - 30/09/2013, 15:54 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Adnan Pandu Praja menilai, sebagai lembaga legislatif, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tidak berjalan dengan baik dalam menjalankan fungsinya sebagai pengawas institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Oleh karena itu, menurutnya, reformasi di tubuh Polri tergantung pada inisiatif Polri sendiri.

"Karena lembaga pengawasan enggak berfungsi dengan baik, maka semua tergantung Polri," kata Adnan usai mengadakan rapat membahas evaluasi kinerja Polri di Gedung Komisi Kepolisian Nasional, Jakarta, Senin (30/9/2013).

Adnan mengatakan, bila Polri bisa melakukan reformasi internal, fungsi KPK akan lebih fokus dalam fungsi pencegahan dan beban kerja KPK jauh berkurang.

"Makanya, tadi kita semua sepakat (dalam rapat), kalau Polrinya benar, kita enggak ada kerjaan," katanya.

Menurut Adnan, kinerja Polri dalam memberantas korupsi tidak begitu baik. Bahkan, ia mengklaim bahwa kinerja Polri lebih buruk dibandingkan dengan Kejaksaan Agung. Adnan berharap Polri bisa meningkatkan kinerjanya, terutama dalam memberantas korupsi.

"Justru KPK dibentuk karena (kinerja) Polri enggak bener," ujarnya.

Saat ini, KPK menerima pengaduan sekitar 6.000 kasus, dengan 25 persennya terindikasi korupsi. "Tapi, yang bisa ditangani KPK hanya 75 kasus per tahun," kata Adnan.

Ia juga mengatakan bahwa selama ini KPK dan Polri memiliki program Koordinasi Supervisi (Korsup) lewat penataran di berbagai kepolisian daerah (Polda) untuk menurunkan korupsi di sektor pelayanan publik. Tak hanya itu, KPK dan Polri juga pernah melakukan gelar perkara bersama yang terkait dengan upaya pemberantasan korupsi. Akan tetapi, diakuinya, kerja sama itu belum maksimal.

"Kaminya juga kurang siap. Sistemnya juga terbatas. Jadi, jumlah kasus enggak banyak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Mahfud Pesimistis dengan Pemberantasan Korupsi di Era Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

KPK Akui Langkah Ghufron Laporkan Anggota Dewas ke Polisi Gerus Reputasi Lembaga

Nasional
Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Kasus Covid-19 Melonjak di Singapura, Anggota DPR: Kita Antisipasi

Nasional
Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Mahfud Ungkap Hubungannya dengan Prabowo Selalu Baik, Sebelum atau Setelah Pilpres

Nasional
Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Pesimistis KRIS BPJS Terlaksana karena Desain Anggaran Belum Jelas, Anggota DPR: Ini PR Besar Pemerintah

Nasional
Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Soal RUU Kementerian Negara, Mahfud: Momentumnya Pancing Kecurigaan Hanya untuk Bagi-bagi Kue Politik

Nasional
Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Nasional
Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju pada Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com