Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anas: Partai Demokrat Paranoid pada PPI, Tambah Saja Poin Pakta Integritas...

Kompas.com - 19/09/2013, 07:25 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Presidium Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Anas Urbaningrum berpendapat, rotasi kepengurusan Fraksi Demokrat di DPR dan pelarangan kader Demokrat bergabung dengan PPI menjadi bukti bahwa para elite Partai Demokrat khawatir terhadap pembentukan PPI.

"Banyak kader Demokrat yang aktif di berbagai ormas (lain) tapi tak pernah dipermasalahkan," kata Anas ketika dihubungi, Kamis (19/9/2013). Karenanya, dia menilai ganjil reaksi bekas partainya itu terhadap para kader yang bergabung ke PPI.

Padahal, kata Anas, ormas seharusnya dapat menjadi salah satu basis pendukung dan sekaligus tempat penempaan kader. "Kok dengan PPI sikapnya seperti ada bahaya laten. Sukar untuk tidak disebut khawatir dan galau. Bahkan sampai pada level paranoid. Suara petasan pun dianggap sebagai ancaman bom," ujar dia.

Anas berharap ada konsistensi para elite Partai Demokrat dalam menyikapi aktivitas kadernya di ormas. Jika kader partai itu dilarang beraktivitas di ormas PPI, menurut dia aturan yang sama juga diterapkan untuk semua ormas.

Kalau konsistensi semacam itu tak bisa diharapkan dan pelarangan hanya khusus untuk beraktivitas di PPI, Anas menyarankan ada pakta integritas baru yang harus ditandatangani seluruh kader Partai Demokrat.

"Biar ada dasarnya (pelarangan itu), saya usul agar ada tambahan satu poin Pakta Integritas Demokrat. (Bunyinya), kader Demokrat boleh masuk ormas apa saja kecuali Perhimpunan Pergerakan Indonesia," kata Anas.

Seperti diberitakan, DPP Demokrat merotasi kepengurusan Fraksi Demokrat di DPR. Dua orang yang dikenal loyal terhadap Anas dicopot dari kepengurusan. Saan Mustopa dicopot dari jabatan Sekretaris Fraksi Partai Demokrat di DPR dan digantikan Teuku Riefky Harsya. Adapun Gede Pasek Suardika dicopot dari kursi Ketua Komisi III DPR dan diganti oleh Ruhut Sitompul.

Ketua Harian DPP Demokrat Syarief Hasan mengakui alasan pencopotan itu salah satunya lantaran Pasek masuk dalam kepengurusan PPI sebagai Sekjen. Adapun Saan karena hadir dalam deklarasi PPI. Tanpa mau menjelaskan lebih rinci, masih banyak rekam jejak keduanya yang menurut Syarief negatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com