Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Jokowi Selalu Unggul dalam Survei?

Kompas.com - 08/09/2013, 14:00 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) merilis hasil survei tentang citra kandidat-kandidat yang mungkin terlibat dalam Pemilu 2014 di mata para wartawan. Nama Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo kembali menempati urutan pertama dibanding nama-nama lainnya, seperti Mahfud MD dan Prabowo. Mengapa Jokowi lagi-lagi unggul dalam survei?

Direktur LPI Boni Hargens mengatakan bahwa meskipun Jokowi terbilang baru dalam pentas nasional, mantan Wali Kota Solo itu memiliki karakteristik yang berbeda dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti sosok, hatinya, dan visi yang diterjemahkan dalam aktivitasnya sehingga kondisi masyarakat di bawah pemerintahan Jokowi menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

"Potensi lebih baik itulah yang mahal dari Jokowi," katanya di Jakarta, Minggu (8/9/2013).

Dalam survei ini, Jokowi (8,6 persen) mengungguli tokoh-tokoh nasional, seperti Jusuf Kalla (6,8 persen), Megawati Soekarnoputri (6,8 persen), dan Surya Paloh (5,9 persen). Survei ini menggunakan variabel kejujuran yang dibagi dalam tiga indikator, yaitu kelurusan hati, fairness (taat pada aturan main), dan ketulusan/keikhlasan.

Survei dilakukan dengan metode penelitian campuran (mixed-approach), yaitu metode kualitatif melalui focus group discussion  (FGD) dan metode kuantitatif melalui scoring. Survei ini juga menjadikan 45 wartawan politik nasional per FGD dari berbagai media massa sebagai narasumber.

Kendati demikian, dalam kesempatan yang sama, pengamat komunikasi politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Nyarwi Ahmad, menilai survei ini tidak bisa menjadikan patokan sebagai suara publik. Hal ini disebabkan wartawan nasional bisa dikategorikan dalam kelompok elite karena memiliki informasi yang banyak, bisa berinteraksi langsung dengan elite politik, dan relatif memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai.

"Jadi, bisa berbeda dengan publik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

Pemerintah Tegaskan Tak Ragu Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Tangani ODGJ di Sumba Timur, Mensos Risma Minta Pemda dan Puskesmas Lakukan Ini

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi Usul Pertemuannya Dua Hari Sekali

Nasional
Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Kelakar Hakim MK saat PKB Ributkan Selisih 1 Suara: Tambah Saja Kursinya...

Nasional
Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club', Jokowi: Bagus, Bagus...

Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club", Jokowi: Bagus, Bagus...

Nasional
PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

PPP Klaim Terjadi Perpindahan 5.958 Suara ke Partai Garuda di Dapil Sulawesi Tengah

Nasional
Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Pernyataan Jokowi Bantah Bakal Cawe-cawe di Pilkada Diragukan

Nasional
Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Komnas KIPI Sebut Tak Ada Kasus Pembekuan Darah akibat Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Nasional
Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Menpan-RB: Seleksi CPNS Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN Juni

Nasional
Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Cak Imin Harap Kerja Sama Koalisi Perubahan Berlanjut pada Pilkada Aceh

Nasional
Kritisi Program Merdeka Belajar, Dompet Dhuafa Gelar Hardiknas Eduaction Forum 2024

Kritisi Program Merdeka Belajar, Dompet Dhuafa Gelar Hardiknas Eduaction Forum 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com