Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mustahil Rudi Tidak Tahu Mobil Itu Suap

Kompas.com - 28/08/2013, 11:34 WIB

KOMPAS.com - Mantan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Rudi Rubiandini, yang ditahan di rumah tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi, mendapat kunjungan istimewa dari sejumlah wartawan, Senin (26/8/2013).

Kepada wartawan yang biasa meliput isu soal minyak dan gas itu, Rudi bercerita soal penangkapannya oleh KPK.

Naif dan lugu

Rudi terkesan naif dan lugu. Dia mengaku tak tahu soal uang 400.000 dollar AS yang ditemukan KPK saat menangkap dirinya.

”Kalau kemudian ada yang memberi dalam jumlah yang saya pun tidak tahu, tahu-tahu sudah ada di rumah saya, ya bagaimana?” ujar Rudi setengah bertanya kepada wartawan yang menjenguknya.

Di beberapa media, wartawan pun menggambarkan sikap naif dan lugu Rudi dengan menulis, mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tersebut beberapa kali mengelus dada dan matanya berkaca-kaca saat menjawab pertanyaan.

Saat menceritakan proses penangkapannya, Rudi terkesan sama sekali tak tahu bahwa dirinya akan disuap.

”Malam itu tiba-tiba KPK datang ke rumah saya. Saya tidak tahu ada uang di dalam tas. Saya tidak pernah menerima uang sebesar itu. Itu uangnya ditaruh di tas golf dan dia (Deviardi alias Ardi, tersangka pemberi suap) kan datang ke rumah saya, hanya sebatas untuk ngobrol. Ketika dia di rumah, KPK sudah di pintu,” ujar Rudi.

Benarkah Rudi senaif dan selugu itu? Satu yang tak boleh dilupakan dari kasus ini adalah Rudi tertangkap tangan menerima suap. Dari sejumlah operasi tangkap tangan (OTT) KPK terhadap mereka yang melakukan suap menyuap, alat bukti yang dimiliki KPK sangat lengkap. Alat bukti tersebut berupa audio dan video.

Penyelidik dan penyidik KPK biasanya sudah melakukan pengamatan terhadap orang yang dicurigai, lama sebelum transaksi suap menyuap terjadi. Mereka menguntit pelaku suap menyuap ini ke mana pun. Dalam kasus Rudi, KPK menguntitnya hingga ke Singapura, tempat Rudi bersama Ardi bertemu Direktur Trading Kernel Oil Widodo Ratanachaithong.

Rudi ”menghina”

Rudi memang berdalih, pertemuannya dengan Widodo murni soal konsultasi teknis perminyakan. Rudi lupa, sebagai Kepala SKK Migas, dari sekian perusahaan yang berurusan dengan lembaga yang dipimpinnya, mengapa dia bertemu dengan petinggi Kernel. Kalau seperti kata Rudi bahwa pertemuan ini kebetulan hampir bersamaan dengan penangkapannya, rasanya seperti menghina kecerdasan para penyelidik dan penyidik KPK.

KOMPAS.com/Icha Rastika Komisi Pemberantasan Korupsi menyita satu unit Toyota Camry Hybrid terkait penyidikan kasus dugaan korupsi kegiatan hulu minyak dan gas yang melibatkan Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) Rudi Rubiandini.
Malam ketika Rudi ditangkap, dia tak sadar, sejumlah penyelidik dan penyidik KPK tengah mengintai rumahnya di Jalan Brawijaya VIII Nomor 30. Rekaman visual bagaimana Rudi bertemu Ardi bisa langsung dipantau dari kantor KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan. Teknologi canggih yang dimiliki KPK memungkinkan petugas yang mengendalikan OTT bisa dengan mudah melihat apa yang diperbuat Rudi dengan Ardi. Termasuk saat Rudi mencoba motor gede klasik merek BMW yang dibawa Ardi ke rumahnya.

Masih ingat kasus penangkapan pegawai pajak Tommy Hindratno yang ditangkap saat menerima suap dari PT Bhakti Investama melalui James Gunaryo Budiraharjo, Juni 2012? Ketika itu, uang suap disodorkan di bawah meja makan. James menyerahkan amplop coklat berisi uang Rp 280 juta lalu memasukkannya ke dalam tas kertas yang berada di bawah meja tempat orangtua Tommy sedang makan. KPK punya rekaman visual detik per detik saat James menyerahkan uang, termasuk ketika dia menyorongkan kakinya agar tas kertas di bawah meja makan itu berpindah ke dekat orangtua Tommy.

Sifat OTT KPK adalah detail dalam hal bukti yang diperoleh. Malam ketika Rudi ditangkap, salah satu yang disita dari rumahnya adalah brosur mobil mewah Toyota Camry. Terkesan sepele, tetapi belakangan ternyata KPK menyita sebuah Toyota Camry Hybrid yang diketahui hendak diberikan ke Rudi. Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas, Toyota Camry ini bukan berasal dari Kernel Oil. Diduga ada perusahaan migas lain yang memberikan mobil seharga sekitar Rp 600 juta tersebut, lagi-lagi melalui Ardi, pelatih golf pribadi Rudi.

Satu lagi bukti sangat telak untuk menghadapi pelaku suap menyuap yang ditangkap KPK adalah rekaman sadapan telepon. Inilah senjata utama KPK dalam OTT.

Penyadapan dilakukan jauh sebelum penangkapan sehingga KPK dengan detail mengetahui konstruksi kasusnya. Dari rekaman pembicaraan telepon ini, biasanya diketahui bagaimana suap diberikan dan bagaimana penerimanya bersikap. Di pengadilan, bantahan para tersangka ini akan diketahui hanya berupa kebohongan ketika rekaman penyadapan diputar jaksa.

Bila Rudi mengaku tak tahu bahwa uang yang diberikan Ardi pada malam saat mereka ditangkap KPK itu adalah suap, lantas bagaimana dia menjelaskan uang 300.000 dollar AS yang diduga telah diberikan Kernel Oil sebelum Lebaran. Kalau itu gratifikasi, mengapa tak pernah dia laporkan. Belum lagi cerita soal Toyota Camry yang hendak diberikan ini. Kenapa Rudi mendiamkan kalau ada orang yang hendak memberinya mobil mewah. Jadi, mustahil Rudi tak tahu bahwa uang ratusan ribu dollar dan mobil mewah itu bukan suap.

Seperti semua tersangka yang ingin membangun alibi diri mereka tak bersalah, begitulah Rudi di balik kesan lugu dan naifnya. ”Biasalah kalau yang namanya tersangka itu membangun alibi, tetapi kami juga mempunyai alat-alat bukti untuk mengonfirmasi. Yang pasti nanti pada saatnya dalam rumusan dakwaan itu akan dijelaskan semua,” kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto. (KHAERUDIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Istana Disebut Belum Terima Draf Revisi UU Kementerian Negara

Nasional
Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Grace dan Juri Jadi Stafsus, Ngabalin Sebut Murni karena Kebutuhan Jokowi

Nasional
Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Revisi UU Kementerian Disetujui, RUU Perampasan Aset Hilang

Nasional
[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | 'Crazy Rich' di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

[POPULER NASIONAL] Babak Baru Kasus Vina Cirebon | "Crazy Rich" di Antara 21 Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Kemendikbud Sebut Kuliah Bersifat Tersier, Pimpinan Komisi X: Tidak Semestinya Disampaikan

Nasional
Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Wapres Minta Alumni Tebuireng Bangun Konsep Besar Pembangunan Umat

Nasional
Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Khofifah-Emil Dardak Mohon Doa Menang Pilkada Jatim 2024 Usai Didukung Demokrat-Golkar

Nasional
Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Pertamina Raih Penghargaan di InaBuyer 2024, Kado untuk Kebangkitan UMKM

Nasional
Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Soal Isu Raffi Ahmad Maju Pilkada 2024, Airlangga: Bisa OTW ke Jateng dan Jakarta, Kan Dia MC

Nasional
Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Cegah MERS-CoV Masuk Indonesia, Kemenkes Akan Pantau Kepulangan Jemaah Haji

Nasional
Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Dari 372 Badan Publik, KIP Sebut Hanya 122 yang Informatif

Nasional
Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Jemaah Haji Indonesia Kembali Wafat di Madinah, Jumlah Meninggal Dunia Menjadi 4 Orang

Nasional
Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Hari Keenam Penerbangan, 34.181 Jemaah Haji tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Jokowi Bahas Masalah Kenaikan UKT Bersama Menteri Pekan Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com