Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Partai Politik Sekarang Lebih "Powerful"

Kompas.com - 26/06/2013, 18:23 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Partai politik saat ini memiliki kemampuan yang besar dalam memengaruhi setiap langkah pemerintah untuk mengambil kebijakan. Andil partai politik itu ditunjukkan melalui para politisinya yang saat ini duduk di kursi Dewan Perwakilan Rakyat. Kesan politisi makan gaji buta pun kini mulai terkikis.

“Partai saat ini adalah partai yang sangat powerful. Dulu partai memiliki kesan duduk, datang, diam, duit. Sekarang partai melalui politisinya di Senayan bisa mengatakan no kepada pemerintah,” kata pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego, seusai diskusi "Dilema Wakil Rakyat: Antara Kepentingan Rakyat dan Kepentingan Partai Politik" di salah satu kafe di bilangan Blok M, Jakarta Selatan, Rabu (26/6/2013).

Indria mengatakan, kemampuan partai politik dalam memengaruhi pengambilan kebijakan oleh pemerintah sebenarnya sudah terlihat beberapa waktu terakhir. Dia mencontohkan, dalam kasus rencana pengurangan subsidi bahan bakar minyak (BBM), PDI Perjuangan dan Partai Keadilan Sejahtera menjadi contoh bagaimana partai politik sebenarnya bekerja untuk rakyat.

“Jadi kalau dulu yang namanya agen perubahan itu adalah pemerintah dan partai politik hanya merupakan stempel, sekarang tidak,” ungkapnya.

Kasus lain, Indria mencontohkan, penundaan pengesahan Rancangan Undang-Undang Organisasi Masyarakat (RUU Ormas). Setidaknya, ada dua fraksi di DPR menyatakan sikap agar menunda dan menolak pengesahan RUU Ormas. Fraksi yang meminta agar pengesahan ditunda yaitu Gerindra dan Hanura, sedangkan fraksi yang menyatakan menolak, yaitu Fraksi PPP dan Fraksi PAN. Adapun Fraksi yang menyatakan mendukung agar RUU Ormas segera disahkan, yaitu Fraksi Partai Demokrat, Fraksi PKB, Fraksi Partai Golkar, Fraksi PKS, dan Fraksi PDI Perjuangan.

Menurutnya, partai politik saat ini sudah cukup baik dalam menjalankan fungsi check and balance terhadap kinerja pemerintah. Lebih lanjut, Indria tak setuju, jika sikap yang ditunjukkan oleh sejumlah partai politik dalam menolak kebijakan pemerintah hanyalah sebuah pencitraan menjelang pelaksanaan Pemilu 2014.

“Contohnya kita lihat saja pada saat pembahasan public policy di dalam RAPBN, seperti rencana kenaikan harga BBM. Kita lihat perkembangannya disana, apakah trennya naik atau tidak,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

    Nasional
    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

    Nasional
    Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

    Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

    Nasional
    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

    Nasional
    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

    Nasional
    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

    Nasional
    Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

    Nasional
    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

    Nasional
    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com